Waspada Happy Hypoxia, Khofifah Minta Pasien OTG Tetap Periksakan Diri
Kalau terlambat, happy hypoxia bisa berujung bahaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Temuan adanya happy hypoxia syndrome sebagai salah satu gejala COVID-19 membuat kekhawatiran baru dalam proses penanganan pasien COVID-19. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun meminta agar jajarannya dan masyarakat mengerti akan kemungkinan happy hipoxia ini. Untuk itu ia berpesan agar pasien COVID-19 tak ragu memeriksakan diri ke rumah sakit.
1. Sempat temui beberapa pasien dengan happy hypoxia syndrome
Ketua Rumpun Kuratif Satgas COVID-19 Jatim sekaligus Dirut RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Joni Wahyuhadi mengatakan bahwa pihaknya sudah beberapa kali menemukan pasien dengan gejala happy hypoxia. Pihaknya pun sempat dibuat heran dengan pengakuan pasien yang tidak merasa sesak nafas meskipun kadar oksigen dalam darahnya begitu rendah.
“Pasien kelihatannya sehat-sehat saja tapi kadar oksigennya ternyata sebenarnya turun dibawah 80 persen. Akhirnya baru berangkat ke Rumah Sakit ketika kondisinya sudah memburuk,” ujar Joni, Sabtu (29/8/2020).
Dengan gejala yang menipu itu, seseorang bisa terlambat membawa dirinya ke rumah sakit. Padahal penurunan kadar oksigen dalam darah saja sudah berbahaya, apalagi sampai di bawah 80 persen yang bisa berujung pada kematian.
Baca Juga: Happy Hypoxia, Bahaya yang Tidak Disadari Pasien COVID-19
Baca Juga: Pasien COVID-19 Sembuh di Surabaya Tambah 76 Orang, Mayoritas OTG