TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tanggul Lapindo Dikabarkan Jebol, Ini Faktanya 

Tetap tenang dan waspada

Tanggul panahan lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo. IDN Times/Fitria Madia

Sidoarjo, IDN Times - Warga Sidoarjo dan sekitarnya dibuat gempar dengan kabar jebolnya tanggul lumpur Lapindo. Namun Pelaksana Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (PPLS) memberikan klarifikasi atas fenomena alam yang terjadi tersebut. "Sledding, ya. Bukan jebol," tegas Humas PPLS Hengky Listria Adi saat ditemui di lokasi, Sabtu (6/10).
 

Baca Juga: Menjelang 10 Tahun Lumpur Lapindo, Ini Dia 10 Fakta Terkait "Perbaikan Signifikan" yang Terjadi

1. Warga panik atas amblesnya tanggul

IDN Times/Fitria Madia

Hengky mengatakan bahwa kejadian berlubangnya tanggul ini diketahui warga sekitarJumat pukul 12.30 WIB. Warga pun sempat panik lantaran adanya lumpur yang mengalir hingga hampir mencapai perumahan warga.

"Lalu tim kami turun ke lapangan dan menemukan sledding (longsor/ambles). Sekali lagi, sledding bukan jebol," tegas Hengky.

Warga juga sempat dibuat panik dengan adanya lumpur mengalir dari arah tanggul. Namun Hengky menjelaskan bahwa lumpur tersebut memang sengaja diambil untuk bahan pembuatan tanggul.

2. Tanggul mengalami sledding bukan jebol

IDN Times/Fitria Madia

Tanggul yang berada di titik koordinat 67 dan terletak tepat di sebelah pemukiman warga Desa Gempol Sari ini pun ambles sepanjang 100 meter dengan dalaman mencapai 50 meter. Ditekankan oleh Hengky, dikatakan jebol apabila tanggul pecah akibat tekanan air dan lumpur. Namun yang terjadi adalah fenomena sledding.

"Karena debit air yang terlalu banyak. Normalnya elevasi 8 hingga 9 ini elevasi 11 atau 11 meter dari permukaan tanah. Akhirnya, titik koordinat 67 ini kolaps dan tanggulnya crack," terangnya.

Sledding yang terjadi dijelaskan oleh Hengky karena tanggul tidak kuat menahan debit yang terlalu tinggi. Sehingga tanah material tanggul menjadi lembek yang menyebabkan keamblesan.

"Dari situ tanah kayak bubur karena kena air. Sedikit-sedikit mulai runtuh," imbuhnya.

3. Warga sempat berusaha mengungsi

IDN Times/Fitria Madia

Lurah Desa Gempol Sari, Syahrani Alim mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya untuk menenangkan warga. Memang benar banyak warga yang panik dan berupaya untuk mengungsi. Namun berdasarkan keterangan PPLS, Syahrani meredam kepanikan tersebut dan memastikan bahwa keadaan tanggul tidak berbahaya.

"Cuma ada 2 sampai 3 orang ada yang mengevakuasi barang barang untuk mengantisipasi airnya masuk ke rumah. Gak sampai mengungsi kok tapi," ujarnya ketika ditemui di pemukiman warga tepat di bawah tanggul yang ambles.

Baca Juga: Lumpur Lapindo, Wisata Alternatif Saat Lebaran

Berita Terkini Lainnya