TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sayangkan Tutupnya Dolly, Caleg Gerindra Sarankan Pembuatan Lokalisasi

Lokalisasinya harus jauh dari pemukiman warga

@asriliabambangharyo

Surabaya, IDN Times - Penutupan lokalisasi Dolly di kawasan Putat Jaya rupanya dianggap tak menyelesaikan masalah oleh Asrilia Kurniati Bambang Harjo, Caleg DPRD Jatim Dapil Surabaya dari Partai Gerindra. Selain faktor ekonomi masyarakat yang belum pulih sempurna, Asrilia merasa penutupan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara itu menyebabkan banyak prostitusi-prostitusi terselubung yang tersebar di Surabaya.

1. Banyak prostitusi liar di Surabaya

Istimewa

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2018, sejak tahun 2015 jumlah lokalisasi, mucikari, dan wanita tunasusa di kota Surabaya telah menunjukkan angka 0 atau habis sama sekali. Namun ini dibantah oleh Asrilia yang menyatakan bahwa masih banyak lokalisasi yang tersebar di berbagai tempat di Surabaya. "Contohnya di Stasiun Wonokromo. Saya pernah sidak ke sana dan sempat foto-foto. Di tempat lain juga banyak," ujarnya ketika dihubungi IDN Times, Rabu (26/9).

Baca Juga: Gugatan Class Action Warga Dolly Dinyatakan Tidak Sah

2. Prostitusi terselubung malah lebih membahayakan

Dok. IDN TV

Asrilia yang juga merupakan ketua organisasi sosial Peace and Love Jatim ini berpendapat bahwa prostitusi-prostitusi yang bergerak di bawah tanah tersebut malah justru lebih berbahaya. Hal ini lantaran pemerintah tidak dapat mengontrol pergerakan mucikari, menekan angka HIV/AIDS, dan mencegah penularan penyakit kelamin. "Selain itu, karena berdekatan dengan pemukiman masyarakat, prostitusi seperti ini juga tetap berbahaya bagi anak-anak. Bu Risma kan selalu mementingkan parenting atau kepedulian bagi anak. Tolong sekalian tuntas kerjanya," tuturnya.

Baca Juga: Tuduhan UMKM Dolly Fiktif, Risma: Suruh Ngomong ke Saya

Berita Terkini Lainnya