TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Meninggal Tanpa Komorbid, Dokter Sulis Saksi Ganasnya COVID-19

Ia adalah 1 dari 10 dokter ortopedi anak di Indonesia

dr Sulis Bayusentono semasa hidup. IDN Times/Dok. Istimewa

Surabaya, IDN Times - Dunia kedokteran begitu kehilangan atas meninggalnya dr Sulis Bayusentono M.Kes, SpOT. Pasalnya, ia adalah 1 dari 10 dokter ortobedi subspesialis anak yang ada di Indonesia. Sulis meninggal dunia setelah terpapar COVID-19 selama sebulan lebih meski tanpa memiliki penyakit bawaan sebelumnya.

1. Meninggal murni karena COVID-19

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketua IDI Surabaya dr. Brahmana Askandar Tjokroprawiro, Sp.OG, K-Onk menjelaskan, Sulis telah dirawat secara intensif selama 40 hari sejak diketahui terpapar COVID-19. Ia pun sempat berpindah rumah sakit dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo. Namun, akhirnya ia meninggal dunia di hari ke-40 perawatannnya.

"Meninggalnya murni karena COVID-19," ujar Brahmana saat dihubungi IDN Times, Rabu (19/8/2020).

Baca Juga: Bertambah Lagi, Ini Daftar Dokter di Jatim yang Gugur karena COVID-19

2. Sempat gagal napas

Ilustrasi Ventilator (ANTARA/Dok Humas PT Len)

Brahmana melanjutkan, Sulis meninggal dunia setelah sempat gagal napas. Ia pun mendapatkan bantuan ventilator untuk membantunya bertahan. Seperti yang diketahui, virus corona memang menyerang organ pernapasan yang membuat penderitanya sesak hingga merusak paru-paru.

"Saat itu gagal napas. Beliau pakai ventilator," tuturnya.

3. Kasus yang cukup jarang terjadi

Ilustrasi dokter menggunakan masker (Unsplash.com/Ashkan Forouzani)

Brahmana menyebutkan bahwa kematian serupa Sulis yang tanpa komorbid memang tak banyak terjadi. Namun, tak menutup kemungkinan memang pasien COVID-19 tetap bisa meninggal bila kondisi tubuhnya menurun meski tanpa komorbid sekalipun. Oleh karena itu, COVID-19 masih merupakan penyakit yang berbahaya.

"Tidak 100 persen yang meninggal memiliki komorbid. Boleh data sampai 95 persen tapi gak 100 persen," ungkapnya.

Baca Juga: Tanpa Komorbid, Dokter Unair Meninggal akibat COVID-19

Berita Terkini Lainnya