TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Guru Besar Unair Soroti Konten Eksploitasi Kemiskinan YouTuber

Eksplotiasi bisa ciptakan alienasi masyarakat miskin

(Baim Wong Ingatkan Untuk Terus Berbagi) www.popmama.com

Surabaya, IDN Times - Maraknya konten yang menyuguhkan kisah kemiskinan terutama di kalangan YouTuber mendapat sorotan dari guru besar media Universitas Airlangga. Menurutnya, konten semacam ini membuat jarak antara masyarakat kaya dan miskin semakin luas.

1. Konten kemiskinan masih diminati warga

Ilustrasi YouTube (Tangkapan layar Youtube)

Pakar Kajian Studi Media Unair, Prof. Dra. Rachmah Ida, M.Comms., Ph.D, menuturkan bahwa saat ini, konten kemiskinan rupanya masih diminati oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan likes dan views video selalu tinggi, bahkan memasuki jajaran trending YouTube.

Ida menilai, kondisi ini terjadi lantaran konten kemiskinan menimbulkan rasa iba yang menyentuh hati masyarakat sehingga terus menyukai konten serupa.

“Rasa iba jadi trigger dalam konten poverty porn, sehingga audiens memiliki kedekatan dan merasakan posisi orang tersebut,” ujarnya, Senin (25/10/2021).

Guru besar media pertama di Indonesia itu menjelaskan bahwa masyarakat memang cenderung lebih menyukai tayangan yang relate dengan kehidupan sehari-hari dari pada tayangan politik. Dengan adanya konten yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari, masyarakat bisa merasakan keterikatan dengan tayangan tersebut.

“Di Indonesia, kita suka setelah nonton, cerita ke tetangga, sehingga tayangan yang kita tonton kemudian menjadi source of talk atau sumber pembicaraan,” tuturnya.

2. Konten kemiskinan tak baik dibuat terus-terusan

(Baim Wong Ingatkan Untuk Terus Berbagi) www.popmama.com

Padahal, lanjut Ida, konten kemiskinan amat tak bijak untuk terus-terusan dieksploitasi. Pasalnya, konten semacam ini bisa membuat jurang antara masyarakat miskin dan kaya semakin lebar. Alienasi terhadap warga miskin juga bisa terbentuk semakin besar.

“Untuk itu konten kreator harus kreatif, tidak mengeksploitasi kemiskinan orang lain. Orang miskin dikomodifikasi sudah tidak kreatif menurut saya,” ungkapnya.

Baca Juga: 9 Momen Baim Wong Naik Moge Roda 3, Ada saat Diikuti Kakek Suhud

3. Eksploitasi kemiskinan sudah dilakukan sejak lama di Indonesia

unair.ac.id

Konten kemiskinan serupa ini pun sebenarnya bukan barang baru di Indonesia. Sejak tahun 80-an, konten bertajuk poverty porn sudah digunakan utamanya untuk lembaga penggalangan donasi dengan tujuan menggugah masyarakat untuk menyumbangkan uangnya.

“Meskipun tujuannya untuk menggalang dana, tapi tidak harus dengan menunjukan
penderitaan orang miskin. Poverty porn bisa disebut melanggar etika, dan dalam kajian media dikategorikan dalam konteks eksploitasi,” tegas Ida.

Baca Juga: 6 Cara Gokil Content Creator Menemukan Ide Unik tanpa Batas

Berita Terkini Lainnya