Diteror Puluhan Pesan Pelecehan Seksual, Mahasiswa Unair Trauma
MYI dan korban sama-sama mahasiswa Unair
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Pelecehan seksual baik di secara langsung maupun melalui media sosial sama-sama berdampak buruk bagi penyintas. Seperti yang dialami oleh pemilik akun Twitter @stretchjeanss, ia membagikan ceritanya saat mendapatkan teror pesan pelecehan seksual yang dilakukan oleh teman satu kampusnya.
Dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh mahasiswa Universitas Airlangga ini berawal dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ia ikuti kemudian bertemu dengan terduga pelaku berinisial MYI pada Januari 2020. Selama KKN, MYI kerap bertingkah aneh kepada korban. Seusai KKN, MYI kemudian mengirimkan pesan pelecehan seksual berkedok agama kepada korban bahkan dari berbagai akun. Ia pun mengalami trauma dan ketakutan luar biasa atas kejadian ini.
1. MYI meneror pesan bernada pelecehan seksual melalui belasan akun
Korban awalnya menerima pesan-pesan dari MYI melalui akun aslinya. MYI terus-terusan menyuruhnya untuk menutup auratnya karena ia mencintai korban dan sakit hati saat melihatnya. Awalnya korban menanggapi pesan tersebut dan mengatakan bahwa ia mengerti. Namun lama kelamaan MYI terus mengirim pesan dengan dalih agama hingga mengganggu kesehariannya.
"Terakhir ngehubungin Sabtu (1/8/2020) jam 03.30 WIB pagi. Hari ini gak ganggu lagi tapi aku yakin habis ini dia ganggu lagi," ujarnya saat dikonfirmasi IDN Times.
Korban pun berusaha menghindari MYI dengan memblokir kontak Whatsapp dan media sosialnya. Namun ternyata MYI membuat belasan akun Instagram berbeda untuk mengirimi pesan terus menerus kepada korban. Ketika diblokir satu akun, akun lainnya akan muncul. Bahkan, MYI mengirimkan pesan kepada akun toko korban di marketplace Shopee. Tak sampai di situ, MYI juga meminjam handphone ibunya, tantenya, saudaranya, dan lain-lain untuk menerornya.
"Pengen saya blokir, tapi gak guna juga. Nanti pasti akan ada lagi gak berhenti-berhenti," tuturnya.
Baca Juga: Kampus Tak Wajib Beri Pendampingan Psikologis ke Gilang 'Bungkus'
Baca Juga: Bawa-bawa Agama, Mahasiswi di Surabaya Jadi Korban Cyber Harassment