TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dipecat dari PDIP, Mat Mochtar: Dibunuh Pun Saya Tetap Tidak Takut!

Ia menganggap pemecatan diirinya adalah ketakutan PDIP

Mat Mochtar bersama Banteng Ketaton mendukung MAJU di Pilkda Surabaya. IDN Times/Dok. Istimewa

Surabaya, IDN Times - Kader senior PDI Perjuangan (PDIP) di Kota Surabaya, Mat Mochtar merasa tak keberatan jika pada akhirnya ia dipecat dari partai lantaran mendukung Pasangan Calon (Paslon) Wali-Wakil Wali Kota Surabaya Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU). Menurutnya, tindakan pemecatan tersebut merupakan bentuk ketakutan PDIP terhadap dukungan warga bagi paslon MAJU.

1. Mochtar merasa PDIP yang merugi atas pemecatan dirinya

Banteng Ketaton Kota Surabaya deklarasi dukungan kepada Machfud Arifin-Mujiaman di Jalan Raya Pandegiling, Minggu (8/11/2020). Dok. Istimewa.

Mat Mochtar mengatakan, ia sebenarnya belum menerima pemberitahuan pemecatan secara resmi dari PDIP. Namun, ia merasa bahwa PDIP yang merugi lantaran telah memecatnya. Pasalnya, Mat Mochtar adalah kader senior yang telah memperjuangkan partai belambang kepala banteng bermoncong putih ini pada masa-masa sulit.

"Saya mulai berjuang di partai ini ketika partai masih susah. Tahun 93. Saya ngawal Bu Mega (deklarasi) Promeg di Asrama Haji. Sampai saat ini, mulai awal sampai sekarang tidak pernah saya minta uang," ujarnya di kediamannya, Jumat (20/11/2020).

Baca Juga: Banteng Ketaton, Akar Rumput PDIP yang Membelot di Pilkada Surabaya

2. Tak gentar dukung MAJU

Banteng Ketaton Kota Surabaya deklarasi dukungan kepada Machfud Arifin-Mujiaman di Jalan Raya Pandegiling, Minggu (8/11/2020). Dok. Istimewa.

Mochtar mengatakan bahwa pemecatan tersebut tidak akan menggentarkan dukungannya untuk MAJU. Sebab, baginya duet mantan Kapolda Jatim dan Dirut PDAM Surabaya itu lebih pantas memimpin Kota Pahlawan dibanding jagoan PDIP, Eri Cahyadi-Armuji. 

"Harapan saya pada seluruh kader, jangan pernah ragu ketika berjuang untuk kebenaran. Jangankan dipecat, dibunuh pun saya juga tetap tidak takut. Ini kebenaran. Saya menerima pemecatan. Saya tetap tegak lurus PDI Perjuangannya. Tapi, wali kotanya tetap Machfud. Pak Machfud menyatukan semua orang di Surabaya," tuturnya.

3. Mat Mochtar menanggap Eri tak pantas pimpin Surabaya

Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat berdoa bersama para kiai, Minggu (27/9/2020). IDN Times/Dok. Istimewa

Mochtar menuding jika Eri menyebabkan banyak masalah di Kota Surabaya. Sehingga, ia merasa keberatan jika harus mendukung Eri sebagai penggganti Tri Rismaharini. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk membelot dan mendukung pasangan lawan PDIP.

"Contoh, amblesnya Gubeng itu salah Eri. Banyak gedung cagar budaya jadi hotel, itu kelakuan Eri. Tempat pidato Bung Tomo diratakan dijadikan tempat parkir. Pantas seperti itu? Saya sebagai warga Surabaya sangat menolak," ungkapnya.

4. Bentuk ketakutan PDIP

Iustrasi PDIP. Dok. PDIP

Ia mengganggap bahwa pemecatan dirinya merupakan bentuk ketakutan dari PDIP. Pembelotan yang ia lakukan tentu memberikan dampak besar pada suara PDIP di Kota Surabaya. Oleh sebab itu, ia makin percaya diri untuk mendukung Paslon MAJU

"Itu hanya ketakutan mereka. Saya merapat sendiri ke Pak Machfud. Kami bangga mendukung Pak Machfud. Saya adalah pejuang, bukan pecundang. Yang saya sembah Allah SWT," pungkasnya.

Baca Juga: Dipecat PDIP karena Tolak Dukung ERJI, Mat Mochtar: Terserah!

Berita Terkini Lainnya