TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Data Kematian COVID-19 Berbeda, Khofifah ke Eri: Mbok Ya Dijelaskan 

Kematian suspect dan probable COVID-19 tak tercatat

Tangkapan layar Gubernur Jawa TImur Khofifah Indar Parawansa saat menjelaskan dalam diskusi virtual Forum Guru Besar Universitas Airlangga, Jumat (30/7/2021). IDN Times/ Youtube

Surabaya, IDN Times - Kesimpangsiuran data kematian akibat COVID-19 di Kota Surabaya membuat berbagai pihak bingung. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun meminta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan perbedaan data antara kasus kematian yang tercatat dengan jumlah pemakaman dengan protokol COVID-19.

"Surabaya kemarin di (TPU) Keputih pemakaman sekian-sekian. Saya kemudian menyampaikan ke Wali Kota (Eri), iki ceritane yoopo (ini ceritanya bagaimana)?," ujar Khofifah pada acara virtual Forum Guru Besar Universitas Airlangga, Jumat (30/7/2021).

Baca Juga: Kematian COVID-19 Tinggi, Pemkot Surabaya Produksi Peti Mati Sendiri

1. Khofifah sudah minta penjelasan Eri mengenai data kematian COVID-19

Tangkapan layar Gubernur Jawa TImur Khofifah Indar Parawansa saat menjelaskan dalam diskusi virtual Forum Guru Besar Universitas Airlangga, Jumat (30/7/2021). IDN Times/ Youtube

Khofifah mengatakan bahwa sebenarnya Eri sudah menerangkan, jenazah yang dimakamkan dengan protokol kesehatan di TPU tak semuanya memiliki hasil positif swab PCR. Sebagian besar merupakan pasien suspect atau probable COVID-19 yang memiliki gejala COVID-19 namun belum sempat atau belum mendapatkan hasil swab PCR.

"Mbok dijelasno to (tolong dijelaskan), Pak. Nanti dipikir Pemprov Jatim ini yang engineer data," ujar Khofifah, Jumat (30/7/2021).

2. Kematian yang belum terkonfirmasi COVID-19 tak tercatat

Sayangnya, data pasien suspect atau probable COVID-19 yang meninggal ini tak masuk dalam sistem New All Record (NAR). Sementara, Pemprov Jatim hanya mengandalkan data kematian yang tercantum pada NAR.

"Kalau jenengan (anda) input sekian ke NAR, lalu dari Kemenkes sekian, ya Pemprov atas dasar itu," tuturnya.

3. Malang juga diminta meluruskan kesimpangsiuran

Wali Kota Malang Sutiaji saat pelantikan satgas trauma healing COVID-19 di Polresta Malang Kota. Dok/Humas Polresta Malang Kota

Tak hanya Surabaya, Khofifah juga meminta pelurusan data kematian COVID-19 ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang. Kasus serupa yaitu perbedaan data yang tercantum dan jumlah pemakanan juga terjadi di Kota Malang.

"Kemarin misalnya di Malang, yang sampai masuk di sebuah majalah, saya juga tanya pak wali ini bagaimana ceritanya, yang input ke NAR itu siapa, narasumber inu siapa, Artinya luruskan kami," ungkapnya.

Baca Juga: Bantah Rekayasa Data, Khofifah: Kami Transparan Lahir dan Batin

Berita Terkini Lainnya