TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cegah Kenaikan COVID-19 saat Nataru, Pemkot Surabaya Siapkan 4T

Gak apa-apa merayakan Nataru tapi jangan lupa prokes

ilustrasi COVID-19 (pixabay.com/Tumisu)

Surabaya, IDN Times - Epidemiolog memprediksi akan terjadi lonjakan kasus COVID-19 setelah momen Natal dan tahun baru. Pemerintah Kota Surabaya pun bersiap diri untuk menahan laju transmisi COVID-19 agar tidak terjadi gelombang ketiga di Kota Surabaya. Berbagai cara dipersiapkan agar bisa meminimalisir potensi penularan COVID-19 di masyarakat selama libur Nataru.

"Kalau kita melihat enam indikator PPKM Darurat Level 1 di Kota Surabaya, hingga hari ini angka kematian sudah 0. Kemudian, rawat inap rumah sakit 0,65 dan kasus konfirmasi 1,78," ujar Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Selasa (16/11/2021).

1. Kasus aktif COVID-19 di Surabaya cuma 7 orang

Ilustrasi COVID-19 (Dok. IDN Times)

Eri menuturkan bahwa hal terpenting dalam menekan laju kasus COVID-19 adalah 3T yaitu testing, tracing dan treatment. Saat ini, ia menyebutkan bahwa tingkat testing di Kota Surabaya berada di angka 0,12, dengan tracing 29,63 dan treatment 1,34.

"Artinya, kapasitas 3T di Surabaya tergolong sudah memadai," tuturnya.

Berdasarkan data per tanggal 15 November 2021, tercatat kasus aktif COVID-19 di Kota Surabaya sebanyak 7 orang dari sekitar 2,9 juta penduduk. Meski kasus berada di bawah angka 10, Eri tak ingin kecolongan.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Madiun Masih Tinggi, Dinilai Dampak Libur Nataru

2. Cegah COVID-19 pakai strategi 4T

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Eri mengatakan bahwa saat ini pihaknya memiliki strategi 4T yaitu Tracking (Pelacakan), Tracing (Penelusuran), Testing (Pemeriksaan) dan Treatment (Perawatan Kesehatan). Metode 4T ini melibatkan berbagai pihak untuk menelusuri potensi adanya kasus COVID-19 di masyarkat.

"Ini yang kita lakukan secara terus menerus hampir selama 24 jam sampai hari ini. Kami berkolaborasi dengan puskesmas, kelurahan, kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas hingga relawan tracer," katanya.

4T ini pun akan diterapkan secara masif sejak menjelang hingga setelah Nataru untuk mencegah potensi klaster di masyarakat.

Pelacakan yang dilakukan adalah dengan mencari-cari kasus atau active case finding dengan tes acak menggunakan swab PCR. Tes acak ini juga dilakukan dalam monitoring dan evaluasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah berjalan di Kota Surabaya.

"Ini kita lakukan selama evaluasi untuk PTM yang dilakukan di sekolah-sekolah. Meskipun kadang-kadang ada yang naik, setelah itu kita blocking area, kita bisa turun kembali," ungkapnya.

3. Swab hunter berkeliaran untuk razia warga pelanggar protokol kesehatan

Ilustrasi Rapid Antigen (IDN Times/Aryodamar)

Eri menambahkan bahwa Kota Surabaya masih menerapkan operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) dengan melibatkan jajaran tiga pilar kecamatan dan kelurahan. Operasi ini dilakukan secara acak di lokasi dan waktu tertentu oleh tim yang dinamakan Swab Hunter dan Vaksin Hunter.

"Jadi kami keliling setiap malam ke tempat-tempat keramaian, tidak kami bubarkan tapi kami berikan masker sekaligus melakukan swab secara acak. Dan, kami tanyakan juga terkait dengan vaksin, kalau dia belum divaksin kita lakukan vaksin langsung di lokasi," jelasnya.

Swab Hunter serta Vaksin Hunter juga menyasar pusat-pusat kerumunan warga. Eri merencanakan tim ini untuk mengoperasi warga selama momen Nataru.

Baca Juga: Pemerintah Berencana Terapkan PCR Jadi Syarat Bepergian Saat Nataru

Berita Terkini Lainnya