TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Baddrut Tamam, Legislator Termuda yang Jadi Bupati Pamekasan

Ia bercita-cita jadi Presiden Indonesia

Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam. Instagram.com/rabaddruttamam

Pamekasan, IDN Times - Layaknya daerah-daerah di Madura lain, Pamekasan juga memiliki kepala daerah berlatar belakang agamis. Baddrut Tamam yang merupakan putra dari ulama Pamekasan, almarhum KH. Jazuli Maliji. Berbagai jenis pendidikan agama ia tempuh. Setelah lulus kuliah, ia memilih terjun ke dunia politik. Bahkan, Baddrut sempat menjadi salah satu anggota DPRD termuda.

Lantas siapakan sosok Baddrut? berikut profil singkatnya. 

1. Sekolah di lembaga islam, Baddrut kemudian merantau ke Malang

Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam. Instagram.com/rabaddruttamam

Baddrut kecil memulai pendikannya di lembaga berbasis agama. Setelah lulus dari SD Negeri Tlesah, pria kelahiran 2 Desember 1976 ini melanjutkan pendidikannya di MTs Mambaul Ulum dan MA Mambaul Ulum Pamekasan. Setelah merampungkan studinya di Pamekasan, Baddrut lalu merantau ke Malang. Ia berkuliah di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). 

Dikutip dari situs resmi UMM, dunia perkuliahan kampus menempanya menjadi sosoknya hari ini. Sejak kuliah, ia mengaku sebagai seorang kutu buku. Bahkan, hampir seluruh uang jajan kiriman dari orangtua, dihabiskannya untuk membeli buku. Sementara itu, biaya hidup sehari-hari ia dapatkan dari berjualan kerupuk. 
 
“Kiriman uang dari orang tua, hampir semua saya belikan buku. Untuk kebutuhan makan saya jualan kerupuk. Kulak-an kerupuk dari Madura terus dikemas, dijual ke beberapa pasar di Malang. Sistemnya titip, berapa lakunya baru dibayar. Lalu berikutnya saya jual kerupuk yang sudah digoreng. Hasilnya lebih dari cukup,” kenangnya.

Baca Juga: Kenalan dengan Richa, Selebgram Cerdas dan Inspiratif Asal Pamekasan

2. Belajar politik di kampus, Baddrut jadi anggota DPRD termuda

Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam. Instagram.com/rabaddruttamam

Selain membaca, Baddrut juga memiliki kegemaran menulis. Karyanya kerap tembus di beberapa media cetak. “Kalau menulis opini ke media, dapat dari kampus 50.000. Makan waktu itu masih 2.500. Sehingga kalau nulis dapat 50.000, bisa traktir 4 orang teman hingga 5 kali makan. Mereka senang sekali,” katanya.

Di kampus pula Baddrut mengenal dunia pergerakan. Selain Senat Mahasiswa Fakultas, Baddrut adalah kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ia bahkan sempat dipercaya sebagai Ketua PMII Jawa Timur yang mencakup 3 provinsi, yaitu Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat pada 2008. 

Karirnya di PMII membawanya ke ranah politik praktis. Ia sempat menjadi konsultan politik bagi beberapa kepala daerah. Salah satu terbosan penting dalam karir Baddrut adalah saat ini menjadi anggota DPRD Jawa Timur termuda di usia 28 tahun pada 2009 lalu,.

“Pada 2009 saya terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi termuda. Waktu itu masih berusia 28 tahun. Ini medan pengabdian saya untuk mencatat perubahan, memberikan yang terbaik, memperjuangkan rakyat,” ujarnya. Karirnya sebagai anggota legislatif berlanjut hingga 2018. 

Baca Juga: Wabup Pamekasan Positif COVID-19 Dirawat di RSUD dr. Soetomo

Berita Terkini Lainnya