TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sepeda Keren, Inovasi Trenggalek untuk Wujudkan Pembangunan Inklusif

Wadah perempuan, disabilitas, anak, dan kelompok rentan

Dari kiri ke kanan: Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia Budiman Sujatmiko, dan Novita Hardini saat meninjau stan Trenggalek Innovation Festival 2019, Kamis (21/11). IDN Times/Dida Tenola

Trenggalek, IDN Times - Salah satu yang di-launching Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek pada acara Trenggalek Innovation Festival (TIF) 2019 adalah Sepeda Keren. Sepeda Keren merupakan akronim dari Sekolah Perempuan Disabilitas Anak dan Kelompok Rentan Lainnya.

Sesuai namanya, Pemkab Trenggalek ingin memberikan wadah bagi warganya, tanpa terkecuali. Tidak ada ekslusifitas. Pembangunan di Trenggalek harus dilakukan secara inklusif.

Ide untuk membangun Sepeda Keren itu awalnya digagas oleh istri bupati Trenggalek, Novita Hardini. Novita yang kerap blusukan bertemu dengan perempuan dan anak, ingin agar mereka punya kemampuan untuk bersuara dan berkarya.

1. Perempuan harus mandiri dan berpartisipasi menyelesaikan permasalahan sosial

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat memberikan sambutan pada acara Trenggalek Innovation Festival 2019, Kamis (21/11). IDN Times/Dida Tenola

Nantinya, Sepeda Keren akan berfungsi menjadi sekolah nonformal. Isinya adalah perempuan, disabilitas, anak-anak, dan kelompok rentan lainnya. Mereka akan diberi edukasi untuk mengambil keputusan.

"Perempuan harus mandiri dan berpartisipasi untuk menyelesaikan permasalahan sosial. Jangan sampai di desa ada ketimpangan antara laki-laki dengan perempuan. Jangan sampai pembangunan di desa menjadi sangat sulit karena pemahaman yang tidak selaras," tutur Novita, Kamis (21/11).

2. Latar belakang lahirnya Sepeda Keren

Pembukaan Trenggalek Innovation Festival 2019, Kamis (21/11). IDN Times/Dida Tenola

Sebelum menghadirkan Sepeda Keren, Pemkab Trenggalek sudah memiliki data. 7 persen perempuan di Trenggalek buta huruf. Selain itu, sebanyak 23,45 persen dari 4.798 penyandang disabilitas menjadi penopang ekonomi dan sosial.

"Kami juga menyadari rendahnya partisipasi perempuan, penyandang disabilitas, anak, dan kelompok rentan lainnya. Makanya, Sepeda Keren ini adalah inovasi konkret kami untuk menghadirkan pembangunan yang inklusif," tegas Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

Baca Juga: Dilantik Jadi Bupati Trenggalek, Ipin Fokus Ciptakan Lapangan Kerja

3. Memberdayakan perempuan secara lebih spesifik

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyelempangkan selendang kepada mentor Sepeda Keren, Kamis (21/11). IDN Times/Dida Tenola

Sementara itu, salah seorang mitra kerja Sepeda Keren, Nani Zulminarni mengungkapkan, inovasi ini terbentuk dari pertemuan-pertemuan perempuan di Trenggalek.

"Ibu Novita sebagai Ketua Tim Penggerak PKK merasa belum cukup untuk memberdayakan perempuan. Maka beliau punya rencana dan berdiskusi dengan kami bahwa harus ada upaya yang lebih spesifik untuk memberdayakan perempuan," ungkap Nani.

Sebelum mewujudkan wadah bagi perempuan, Novita dan timnya bahkan sampai mempelajari pola pemberdayaan di Kalimantan Barat. Dari sana lah kemudian langkah yang lebih besar tercipta.

"Nanti misalnya, perempuan yang berperan sebagai pelaku ekonomi, akan diajarkan bagaimana caranya untuk mengembangkan usahanya. Misal lagi mereka yang menjadi pendidik, akan diberitahu bagaimana dia menjadi pendidik yang baik," tambahnya.

"Nah, sepeda keren ini sebuah instrumen untuk memberikan kesempatan yang sama," lanjut Nani.

Baca Juga: Trenggalek Innovation Festival 2019, Bangkitkan Gairah Inovasi Daerah

Berita Terkini Lainnya