Musim Pandemik, Tradisi Nyadran di Trenggalek Berlangsung Sederhana
Ritual arak-arakan ditiadakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Trenggalek, IDN Times - Upacara tradisi Nyadran di Kabupaten Trenggalek berlangsung secara sederhana. Pandemik corona yang masih belum usai membuat sejumlah acara pengiring seperti arak-arakan ditiadakan. Tradisi yang selalu digelar setiap memasuki bulan selo dalam sistem penanggalan jawa ini merupakan bentuk ucapan syukur atas limpahan berkah yang diterima masyarakat selama ini.
1. Hanya khotmil Quran, ziarah, dan lempar kepala kerbau
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menuturkan, untuk tahun ini tradisi Nyadran digelar secara terbatas. Mengingat, kondisi pandemik belum sepenuhnya usai.
Hanya digelar khotmil Quran, ziarah makam Adipati Minak Sopal, dan terakhir melarung kepala kerbau ke Dam Bagong. Tradisi ini juga hanya disaksikan oleh masyarakat sekitar.
“Ini adalah hajat budaya kita, Nyadran Dam Bagong, sebagai bentuk syukur masyarakat di mana Allah telah telah memberikan rezeki,” tuturnya, Jumat (3/7).