Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tulungagung, IDN Times - Menjalani proses karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung, menjadi tantangan tersendiri bagi pasien positif COVID-19 maupun mereka yang dinyatakan reaktif rapid test. Para pasien ini harus berpisah dengan keluarga, hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
Perasaan rindu dan kangen keluarga tidak bisa mereka hindarkan. Secara psikologi kondisi ini menambah tekanan bagi mereka. Merespons hal ini, tim psikososial Tagana setempat melakukan inovasi dengan mendirikan bilik tombo kangen di lokasi karantina.
1. Bilik digunakan untuk berkomunikasi
Bilik tombo kangen di lokasi karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung, IDN Times/ Bramanta Pamungkas Bilik tombo kangen ini merupakan sebuah bangunan sederhana yang terletak di depan lokasi karantina. Bangunan tersebut dibuat dengan kayu yang dilapisi dan disekat menggunakan akrilik.
Pihak keluarga bisa bertemu langsung dan mengobrol dengan pasien, tanpa harus takut tertular virus COVID-19. Bilik ini sudah mendapatkan rekomendasi dari dokter setempat, dan dinyatakan aman untuk digunakan.
2. Keberadaannya membantu mengobati kangen
Ilustrasi virus corona/Dok. IDN Times Salah seorang keluarga pasien, Zaenur Rofiq mengaku sangat terbantu dengan keberadaan bilik tombo kangen ini. Pria 26 tahun ini sudah dua kali mengunjungi ibunya yang menjalani karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung.
Sebelumnya mereka hanya bisa berkomunikasi melalui layanan video call. "Dengan bilik ini saya bisa bertemu dan mengobrol langsung dengan ibu, rasa kangen dan rindu bisa sedikit terobati," ujarnya, Sabtu (06/06).
3. Berawal dari keluhan pasien
Pasien positif COVID-19 menjalani karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung, IDN Times/ Bramanta Pamungkas Koordintor tim Psikososial Tagana Tulungagung, Imam Syafii menuturkan inovasi pembuatan bilik tombo kangen ini berawal dari keluhan para penghuni rusunawa, yang merasa rindu dengan keluarga. Tim kemudian berkonsultasi dengan salah seorang dokter, untuk membahas pembuatan bilik tersebut. "Setelah di setujui kami kemudian merancang dan mendesain sendiri, untuk sekat antara pengunjung dan pasien kami menggunakan bahan akrilik," tuturnya.
Baca Juga: Kasus PDP Meninggal di Tulungagung Tinggi, Begini Penjelasannya
4. Bisa membantah kabar hoaks terkait kondisi pasien
Ilustrasi HOAX. IDN Times/Ervan Masbanjar Selain berfungsi untuk melepas rindu, bilik tombo kangen ini juga bisa digunakan untuk membantah informasi hoaks yang banyak beredar. Selama menjalani masa karantina, pasien kerap dikabarkan mengalami sakit keras.
Hal ini membuat pihak keluarga merasa panik karena tidak bisa melihat langsung kondisinya. "Dengan bilik ini pihak keluarga bisa langsung melihat kondisi pasien dan selfie," imbuhnya.
Baca Juga: Lagi, Pemudik di Trenggalek dinyatakan Positif COVID-19