Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa angkat bicara perihal temuan 114 kasus suspek hepatitis akut di wilayahnya. Kasus terduga hepatitis akut ini diketahui tersebar di 18 kabupaten/kota di Jatim.
Baca Juga: Spesialis Hepatitis Dr Soetomo: Hepatitis Anak Tak Pernah Parah
1. Masyarakat diimbau tak panik tapi sigap
Jalan Ahmad Yani, Kota Surabaya dari udara. Dok. Humas Pemkot Surabaya Khofifah mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak panik tetapi sigap melihat gejala yang ditimbulkan. Penyakit ini tidak menyerang kelompok umur spesifik meski cenderung mengalami kenaikan jumlah pada minggu ke-14 hingga ke-17.
"Maka semua orang, baik anak kecil maupun dewasa, harus punya awareness akan bahaya penyakit ini. Kita juga wajib gercep melihat gejalanya. Karena semakin cepat ditangani, peluang untuk menghindari hal yang tidak diinginkan semakin besar," ujarnya, Kamis (5/5/2022).
Baca Juga: Ada 114 Kasus Suspek Hepatitis Akut di Jatim, Dinkes: Faskes Sigap
2. Kenali gejalanya seperti nyeri perut, diare hingga muntah
ilustrasi muntah-muntah (health.clevelandclinic.org) Mantan Menteri Sosial (Mensos) itu menyebut, gejala klinis dari hepatitis akut ini antara lain nyeri perut bagian bawah, diare, muntah-muntah, serta peningkatan enzim hati. Hingga saat ini, tidak ditemukan gejala demam dalam sebagian besar kasus. Meski begitu, ia mengingatkan agar tidak lengah jika ada warga masyarakat yang mengalami demam.
"Jangan anggap sepele gejala yang ada. Walaupun jarang ada pasien hepatitis akut ini yang menderita demam, tapi alangkah baiknya kalau masyarakat langsung memeriksakan diri ke faskes terdekat kalau sudah merasa tidak enak badan," kata dia.
Baca Juga: Kasus Suspek Hepatitis Akut di Jatim, Tetap Tenang Kenali Gejalanya
3. Terapkan pola hidup sehat
Selain itu, Khofifah juga menekankan pentingnya tindakan preventif dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta protokol kesehatan. Ia juga mengingatkan agar masyarakat menjaga satu sama lain dengan saling mengawasi.
"Tetap cuci tangan dengan sabun, memakan makanan bersih dan sehat, menjaga jarak, serta hindari menggunakan fasilitas atau barang yang sudah digunakan orang lain," ucap dia. "Kira-kira hampir sama seperti saat kita prokes untuk menjaga diri dari COVID-19," katanya.
"Kita juga harus saling jaga dan melihat satu sama lain. Yang dewasa mengawasi anak-anak dan yang muda juga menjaga yang tua. Pokoknya harus bersinergi karena sebelumnya sudah kita buktikan kalau akan lebih mudah melewati masa krisis jika kita saling menjaga bersama-sama," imbuhnya.