Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Surabaya, IDN Times - Kekerasan seksual terhadap anak kian marak. Terbaru, Polda Jatim meringkus predator anak asal Tulungagung berinisial MNM.
Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) merasa prihatin terhadap banyaknya kasus kekerasan terhadap anak. Mereka pun menyetujui apabila hukuman kebiri diterapkan untuk para pelakunya.
1. Pelaku direhabilitasi dan diberi pendampingan
Kak Seto (tengah) saat hadiri konferensi pers kasus asusila di Ditreskrimum Polda Jatim, Jumat (29/11). IDN Times/Ardiansyah Fajar Meski menyetujui hukuman kebiri, LPAI memberikan catatan yang perlu diperhatikan untuk penerapannya. Misalnya, pelaku harus direhabilitasi dahulu. Kemudian pelaku setuju dan menerima vonis kebiri secara sadar.
"Sebelum itu, pelaku harus diberikan pendampingan psikologis," ujar Ketua LPAI Seto Mulyadi saat diwawancarai di Mapolda Jatim, Jumat (29/11).
Baca Juga: Pelaku Pencabulan Enam Remaja di Tulungagung Iming-imingi Rp200 ribu
2. Saat pendampingan diberi pemahaman
Tersangka MNM (pakai baju tahanan) kasus asusila anak di bawah umur saat dirilis di Mapolda Jatim, Jumat (29/11). IDN Times/Ardiansyah Fajar Nantinya saat pendampingan, psikolog harus memberikan beberapa pemahaman tentang tujuan kebiri. Utamanya untuk menyembuhkan kelainan seksual dari pelaku.
"Nah ini kan yang ditolak dari IDI kalau itu sebagai hukuman, karena dokter itu menyembuhkan. Tapi (kebiri tanpa persetujuan pelaku) itu tidak menyembuhkan dalam konteks psikologisnya," kata pria yang akrab disapa Kak Seto itu.
3. Jika tak diberi pemahaman dikhawatirkan akan balas dendam
Tersangka MNM (pakai baju tahanan) kasus asusila anak di bawah umur saat dirilis di Mapolda Jatim, Jumat (29/11). IDN Times/Ardiansyah Fajar Jika pelaku langsung dikebiri tanpa diberikan pemahaman, Seto khawatir pelaku akan balas dendam. Pelaku bisa saja untuk melakukan hal-hal yang lebih sadis.
"Kalau balas dendam, bahayanya nanti (jika sudah dikebiri). Oke, mungkin dia sudah tidak bisa menggunakan alat kelaminnya, tetapi dengan segala cara yang lebih sadis bisa dilakukan," ungkap Seto.
Baca Juga: Bejat, Pemilik Warkop di Tulungagung Cabuli Enam Remaja Laki-laki