Polisi Periksa Rentenir dalam Kasus Kematian Ibu dan Anak di Malang

Polisi mengaku sulit menjerat rentenir

Malang, IDN Times - Polisi masih terus melakukan pengembangan terkait kasus kematian ibu dan anak di Dusun Karangan, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang bernama Mujiati (34) dan putrinya bernama Aqila (3). Keduanya ditemukan tewas pada Jumat (21/07/2023) pukul 07.00 WIB. Aqila ditemukan pertama kali di dalam kamarnya dalam kondisi bersimbah darah, dan Mujiati ditemukan gantung diri di dapur.

Polisi telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan autopsi pada jenazah keduanya. Indikasi polisi mengatakan kalau Aqila dibunuh oleh Mujiati, lalu Mujiati bunuh diri. Alasan Mujiati melakukan itu diduga karena faktor utang piutang.

1. Polisi telah memeriksa 7 orang dalam kasus ini, 4 orang di antaranya adalah rentenir

Polisi Periksa Rentenir dalam Kasus Kematian Ibu dan Anak di MalangKasatreskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizki Saputro. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Satreskrim Polres Malanh sudah mengambil keterangan dari 7 orang, di antaranya 4 orang dari rentenir dan 3 orang dari masyarakat sekitar. Sementara suami Mujiati masih berada di Probolinggo, sehingga belum memenuhi panggilan kepolisian.

"Kalau dari pemeriksaan ada indikasi utang piutang kurang lebih Rp8 juta. Dari olah TKP kita menemukan bukti-buktinya. Pemeriksa pada rentenir juga membenarkan adanya utang piutang," terang Kasatreskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizki Saputro saat dikonfirmasi pada Kamis (27/07/2023).

Wahyu mengatakan belum bisa mengetahui di berapa tempat Mujiati memiliki utang. Tapi ia memastikan kalau utangnya berada di lebih dari 1 tempat. Kondisi ini yang diduga membuat Mujiati gelap mata hingga melakukan hal keji ini.

"Karena dari masyarakat sekitar membenarkan kalau si ibu didatangi lebih dari satu rentenir. Dan dari TKP kita temukan banyak fotocopy KTP dengan orang yang berbeda, ini diduga yang dibutuhkan sebagai pembuat utang tersebut," jelasnya.

2. Polisi belum bisa memastikannya apakah rentenir akan dijadikan pihak yang bisa disalahkan

Polisi Periksa Rentenir dalam Kasus Kematian Ibu dan Anak di MalangPolisi saat melakukan olah TKP di rumah Mujiati. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Ketika disinggung apakah pihak rentenir akan menjadi pihak yang bertanggung jawab, Wahyu belum bisa memastikan hal tersebut. Ia mengatakan kalau saat ini penyelidikan belum mengarah ke sana.

"Hasil olah TKP dan autopsi, kemudian rumah ibu tersebut tidak ada tanda-tanda dibobol atau tertutup rapi dan terkunci dari dalam. Kami simpulkan yang membunuh anak kecil itu ibunya, dan ibunya berusaha bunuh diri," ujarnya.

3. Polisi beberkan hasil autopsi jenazah Mujiati dan Aqila

Polisi Periksa Rentenir dalam Kasus Kematian Ibu dan Anak di MalangMujiati dan anaknya saat dibawa ambulans. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Wahyu juga mengungkapkan jika hasil autopsi untuk korban Aqila ditemukan sayatan di pergelangan tangan sampai memutuskan pembuluh vena. Luka ini mengakibatkan banyak darah yang keluar, kemudian darah yang mengalir ke jantung menjadi terbatas dan mengakibatkan mati lemas. Dimungkinkan meninggalnya sekitar pukul 20.00 WIB sampai 23.00 WIB.

Sementara pada Mujiati terdapat luka sayatan di pergelangan tangan kiri tapi tidak dalam dan hanya melukai kulit. Ada luka gores di dada, kemungkinan dilakukan penusukan tapi tidak dalam. Karena tidak mati, Mujiati merencanakan gantung diri di kamar depan pintu masuk, tapi kondisinya tidak memungkinkan karena pendek. Ia kemudian beralih ke dapur yang tinggi dan berhasil bunuh diri di sana. Estimasi meninggalnya kemungkinan sekitar pukul 23.00 WIB sampai 05.00 WIB.

"Kami menemukan senjata tajam itu hanya satu, yaitu sebuah pisau dapur. Itu kami temukan di sekitar korban anak ditemukan. Itu posisinya di kasur dan berlumuran darah," pungkasnya.

 

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri 


Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.


Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.


Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:


RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444


NGO Indonesia pencegahan bunuh diri:
Jangan Bunuh diritelp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454

Baca Juga: Ibu di Malang Bunuh Anaknya Lalu Gantung Diri

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya