TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jatim Dilanda Kekeringan dan Karhutla, Forkopimda Gelar Salat Istisqa

Diikuti 8 ribu jemaah

Dok.Istimewa

Surabaya, IDN Times - Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur menggelar istigasah akbar di Mapolda Jatim, Minggu (6/10). Dalam kesempatan ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak 8 ribu jemaah menunaikan salat Istisqa yang bertujuan untuk meminta hujan.

"Ada yang baru, salat Istisqa untuk minta hujan ini adalah proses yang disediakan oleh agama Islam ketika dalam keadaan kekeringan," ujarnya di lokasi.

1. Karena masih banyak terjadi kebakaran hutan dan kekeringan

Dok.Istimewa

Kekeringan memang melanda sebagian daerah di Jatim. Tak hanya itu, beberapa hutan di kawasan gunung juga terbakar. Sebut saja di Gunung Welirang, Gunung Arjuno, hingga Gunung Semeru. Maka dari itu, Khofifah percaya bahwa salat Istisqa menjadi salah satu cara untuk meminta pertolongan kepada Tuhan.

"Jadi ini adalah munajat masyarakat Jawa Timur untuk memohon Allah berkenan menurunkan hujan yang membawa berkah bagi bumi Jawa Timur. Tentunya adalah hujan yang membawa berkah bagi daerah-daerah yang masih mengalami kemarau hingga kebakaran hutan dan lahan di beberapa titik," ungkap mantan Menteri Sosial tersebut.

Baca Juga: 100 Hektar Lahan di Gunung Arjuno Dilalap Si Jago Merah

2. Koordinasi dengan BPBD Jatim

Dok.Istimewa

Selain salat Istisqa, gubernur kelahiran Surabaya ini juga sudah berkoordinasi dengan BPBD Jatim. Ia juga mengetahui kebakaran hutan dan kekeringan tiap tahun melanda Jatim ketika musim kemarau tiba.

"Sudah lama kami mengantisipasi khusus karhutla yang mengalami kecuraman pada titik-titik tertentu, memang kita membutuhkan pesawat," imbuh Khofifah.

3. Sempat dapat pinjaman helikopter dari BNPB untuk tangani karhutla

Dok.Istimewa

Kebutuhan pesawat, lanjut Khofifah, sempat dipenuhi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB mengirimkan helikopter untuk menangani karhutla di Jatim.

Sayangnya, fasilitas itu hanya dipinjamkan sementara. Ketika harus bergantian, maka BPBD Jatim terpaksa memakai cara manual untuk mengatasi karhutla.

"Waktu itu sempat mendapatkan helikopter dari BNPB tapi harus bergantian dengan daerah-daerah lain. Jadi kalau daerah-daerah yang tingkat karhutlanya itu landai-landai saja, kami bisa melakukan dengan cara manual," bebernya.

Baca Juga: Berharap Kemarau Panjang Berakhir, PCNU Magetan Gelar Salat Istisqa

Berita Terkini Lainnya