TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Kedelai di Jatim Tembus Rp9 Ribu per Kilogram, Ini Faktornya

Beberapa produsen tempe hentikan produksi

Ilustrasi kedelai. IDN Times / Auriga Agustina

Surabaya, IDN Times - Sejumlah produsen tempe di Surabaya dan Jawa Timur (Jatim) menjerit lantaran harga kedelai melambung. Beberapa dari mereka bahkan memutuskan untuk mogok produksi. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim pun membeberkan faktor-faktor yang menyebabkan harga kedelai melejit.

Data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Disperindag Jatim diketahui, harga kedelai per 3 Januari 2021, untuk yang impor Rp9.821 per kilogram, sedangkan kedelai lokal Rp9.409 per kilogram.

1. Tahun 2020 defisit 39 ribu ton, andalkan impor

Ilustrasi kedelai. IDN Times / Auriga Agustina

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan, produksi kedelai di Jatim mengalami defisit. Pada 2020, defisitnya mencapai sekitar 39.000 ton dengan total produksi 57.235 ton. Dia menyebut, komoditas kedelai masih cukup besar ketergantungan terhadap impor.

"Produksi kedelai selalu minus karena merupakan tanaman sub tropis, untuk menanamnya membutuhkan biaya yang lumayan besar. Sehingga, petani beralih ke tanaman komoditas lain seperti padi dan jagung," ujarnya, Senin (4/1/2021).

Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Produsen Tempe Sanan Perkecil Ukuran

2. Kedelai kurang mendapat intensif dari pemerintah

shutterstock.com/Amallia Eka

Beberapa kendala lainnya yakni petani beralih fungsi lahan dan menahan  laju  produksi. Ia menambahkan dari sisi petani, menanam tanaman  padi dan jagung masih  lebih menguntungkan.

"Karena pada tingkat biaya usaha tani, daripada kedelai yang kurang mendapatkan  intensif dari pemerintah," kata Hadi.

Baca Juga: Harga Kedelai Cekik Produsen Tempe, Sebagian Memilih Mogok Produksi

Berita Terkini Lainnya