TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Grafik Kasus Harian PMK di Jatim Menurun

Sapi yang terjangkit PMK tembus 150 ribu ekor

Ilustrasi vaksinasi PMK pada sapi. (dok. Humas Pemprov Jatim)

Surabaya, IDN Times - Wabah Penyakit Mulu dan Kuku (PMK) di Jawa Timur (Jatim) mulai mengalami pelandaian. Grafik pelandaian ini diketahui dari data yang diterima IDN Times dari Dinas Peternakan (Disnak) Jatim. Kendati melandai, masih banyak hewan ternak terutama sapi yang sakit.

Baca Juga: Riuh Sambat Peternak Sapi Terpukul PMK

1. Total ada 156 ribu sapi terinfeksi, grafik harian alami pelandaian

Foto- Antara

Berdasarkan data per 16 Juli 2022, jumlah sapi yang terjangkit PMK sebanyak 156.781 ekor. Dari jumlah kumulatif itu, 974 sapi dilaporkan mati, 1.161 sapi dipotong paksa dan 891 sapi sembuh. Artinya, 105.517 sapi masih sakit.

Selama satu pekan terakhir, kasus harian PMK mengalami grafik menurun. Misalnya pada 11 Juli 2022 ada 1.505 kasus, 12 Juli 2022 ada 2.637 kasus, 13 Juli 2022 ada 3.079 kasus, 14 Juli 2022 ada 1.338 kasus, 15 Juli 2022 ada 1.043 kasus dan 16 Juli 2022 ada 746 kasus.

2. Kasus sapi sakit terbanyak di Malang, mati terbanyak di Ponorogo

Ilustrasi pemeriksaan ternak (ANTARA FOTO/Rahmad)

Kasus-kasus aktif tersebut, tersebar di 37 kabupaten/kota. Nah, lima daerah dengan sebaran kasus aktif terbanyak ialah Malang dengan 12.178 kasus, Jember 11.843 kasus, Probolinggo dengan 10.595 kasus, Ponorogo dengan 7.504 kasus dan Pasuruan dengan 5.369 kasus. Satu daerah dengan nol kasus ialah Surabaya.

Nah, untuk lima daerah dengan kasus kematian sapi terbanyak akibat PMK antara lain, Ponorogo sebanyak 272 kasus, Kota Batu sebanyak 105 kasus, Jomban sebanyak 61 kasus, Situbondo sebanyak 49 kasus, Malang dan Sampang sebanyak 47 kasus.

Nol kasus mati ada di Tulungagung, Surabaya, Sumenep, Madiun, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Kediri dan Banyuwangi. Nah, untuk kabupaten/kota lainnya ada kasus kematian. Tapi jumlahnya sedikit. Ada yang satu kasus, ada pula yang tembus di kisaran belasan kasus saja.

Baca Juga: Alasan Jatim Prioritaskan Vaksin PMK untuk Sapi Perah

Berita Terkini Lainnya