TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Arsitektur MAS, Kubah Baja hingga Filosofi 17 Agustus 1945

#RamadanMasaKini Masjid Al-Akbar Surabaya (2)

IDN Times/Abraham Herdyanto

Surabaya, IDN Times - Menelisik Masjid Nasional Al-akbar Surabaya pasti tak lengkap jika tidak membahas arsitekturnya. Nah, milenium di #RamadanMasaKini 2019, juga harus tahu apa sih sih bentuk bangunan di masjid terbesar kedua nasional ini.

1. Kubah dilapisi baja

Dok.IDN Times/Istimewa

 

Kepala Humas Masjid Al-akbar Surabaya, Helmy M. Noor mengatakan, pada bagian
atap disediakan balok beton dengan sistem vierendeel. Sementara kerangka kubah dibuat dengan kerangka ruang sistem, menggunakan bahan besi baja dengan sistem cremona. 

"Selanjutnya kubah dibuat di atas rangka atap dengan bentangan utama sampai sepanjang 54 meter, tanpa tiang penyangga. Penutup struktur rangka atap dan kubah adalah enamel shee penel, yaitu plat baja yang diwarnai, kemudian dipanaskan hingga 800 derajat selsius," jelas Helmy.

2. Kubah berbentuk setengah telur

Dok.IDN Times/Istimewa

 

Kubah Masjid Al-akbar Surabaya nampak berbeda dari bentuk dan warna kubah masjid lain yang ada di Indonesia.  Keunikan kubah masjid ini, bentuknya hampir menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer, memiliki tinggi sekitar 27 meter.

"Model kubah menumpu pada bentuk piramida terpancung dalam 2 layer setinggi 11 meter dengan bentang tumpuan atau diameter 54 m x 54 m," kata Helmy.

Baca Juga: Masjid Jami Al-Ula, Tertua dan Ajaib Berkali-kali Lolos dari Bencana

3. Miliki 45 pintu, atap segi 8 dan penyangga 17 tiang

Dok.IDN Times/Istimewa

 

Masjid Al-akbar Surabaya ini memiliki pintu masuk yang telah diukir dan dibuat dengan kayu jati sebanyak 45 pintu utama. Di serambi depan juga terdapat bedug dan kentongan yang khas ukirannya.

"Ini menunjukan tahun 1945," kata Helmy.

Pada bagian atap masjid, jika diamati secara rinci ada keunikan lain. Yakni, langit-langit atap masjid ternyata berbentuk segi delapan.

"Kalau ini menunjukan bulan delapan atau bulan agustus," tutur Helmy.

Tak cukup di situ, Helmy menuturkan, tiang penyangga di Masjid Al-akbar Surabaya berjumlah 17 tiang. Hal inilah yang menjadi penanada tanggal 17.

"Jadi jika disimpulkan pembangunan Masjid ini menggunakan angka 17 Agustus 1945," terang Helmy.

4. Banyak ornamen ukir dan kaligrafi di interior masjid

Dok.IDN Times/Istimewa

 

Selain itu, lanjut Helmy, jika memasuki masjid, pengunjung disuguhi ornamen ukir dan kaligrafi yang sangat dominan menghiasi dinding masjid. Di mihrab, relung imam dan dinding utama.

"Ornamen atas terdapat kaligrafi sepanjang 180 meter dengan lebar satu meter. Semua ornamen dan kaligrafi yang ada adalah sebagian dari ekspresi terhadap keagungan Allah SWT," ungkap Helmy.

Baca Juga: Sempat Terbengkalai, MAS Kini Jadi Masjid Terbesar Kedua Nasional

Berita Terkini Lainnya