TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Alasan Millennials Pilih Masuk Islam Jelang Ramadan

Kenapa ya?

Ustaz Choliq Idris saat ngaji bareng mualaf di studio digital MAS. Dok. Ust. Choliq Idris

Surabaya, IDN Times – Ustaz Choliq Idris tak mampu lagi mengingat berapa banyak orang yang telah dituntunnya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Kalimat yang dalam syariat Islam mengandung pernyataan kepercayaan sekaligus pengakuan keesaan Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai rasul-Nya. Petikan kalimat yang juga menjadi penanda awal seseorang baru masuk Islam alias menjadi mualaf.

Sudah 26 tahun pria yang kini menjabat Kepala Seksi Ibadah dan Dakwah Masjid Al-akbar Surabaya (MAS) ini berkecimpung menangani mualaf. Mulai dari menuntun ikrar kalimat syahadat, memberi bimbingan hingga pembinaan secara berkala. Tentunya, banyak cerita yang ia dapatkan selama menjadi pembina. Yang jelas semuanya dia lakukan secara suka cita.

"Perkara suka duka, Alhamdulillah kami bersyukur bisa membantu konvensi agama terkait hidayah Islam," ujarnya saat dihubungi via telepon, Minggu (18/4/2021).

Baca Juga: 17 Artis yang Mantap Jadi Mualaf, Reza Rahadian Hingga Marcell Siahaan

1. Dari tahun ke tahun banyak mualaf Millennials

Mualaf Millennials saat ikut pembinaan. Dok. Ust. Choliq Idris

Sejak 2005-2021, Ustaz Choliq mengakui bahwa tren masuk Islam masih didominasi kelompok usia kepala dua dan tiga. Usia-usia Millennials ini banyak yang memilih menjadi mualaf, karena ingin mempunyai kepercayaan yang sama dengan calon pasangan hidupnya.

"Mendominasi faktor mau menikah, ketemu pasangan muslim," katanya.

Tak hanya Warga Negara Indonesia (WNI) saja, beberapa mengajak calon pasangannya yang merupakan Warga Negara Asing (WNA) untuk masuk Islam sebelum menikah. Ada yang berasal dari Kawasan Eropa, Australia maupun Tiongkok. Ustaz Choliq mengaku tak pernah kesulitan dalam menuntun mereka yang ingin menjadi mualaf.

"Bahkan saya juga menjadi saksi pernikahan mereka. Ahamdulillah, pernikahan mereka resmi. Sah secara agama dan negara," ungkap dia. Cuman, lanjut dia, tak sedikit ada yang termotivasi masuk Islam dari dirinya sendiri.

2. Pilih waktu ikrar jelang dan saat Ramadan

Ikrar mualaf di Masjid Al-akbar Surabaya (MAS). Dok. Humas MAS.

Kebanyakan dari mereka yang baru masuk Isam, memilih waktu ikrarnya jelang dan saat Bulan Ramadan tiba. Beberapa alasan yang diterima Ustaz Choliq, kalau ada yang ingin mengikuti rangkaian ibadah seperti puasa dan salat Tarawih. Meski begitu, sebagian mualaf mengaku sangat siap berpuasa.

"Karena ada yang melihat pasangannya puasa, dia (pernah) ikut puasa. Artinya banyak mereka sebelum ikrar sudah coba atmosfer puasa," beber Ustaz Choliq.

Namun, kata dia, sebagian mualaf utamanya yang berasal dari luar Indonesia masih kesulitan dalam menjalani ibadah puasa. Karena sebelumnya, rerata dari mereka tidak menganut kepercayaan apapun atau ateis. Sehingga harus mengajarkan semua ajaran Islam dari awal, termasuk aturan puasa Ramadan.

Hal ini berbeda dengan seseorang yang sebelumnya memang memeluk agama lain. Menurut Ustaz Choliq, selain faktor ‘ikut’ pasangan, puasa sebenarnya juga diajarkan di agama di luar Islam. Dia menyebut agama Hindu, Kristen, Katolik sampai Yahudi juga anjuran puasa meski tidak persis dengan Islam secara aturan dan pelaksanaannya.

Baca Juga: Menyusuri Jejak Muslim di Klungkung: Bermula dari Pengawal Raja Gelgel

Berita Terkini Lainnya