Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Surabaya, IDN Times - Aksi ribuan elemen buruh, mahasiswa, aktivis dan LSM yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) di Surabaya berakhir pukul 16.30 WIB, Rabu (11/3). Aksi tersebut diakhiri dengan deklarasi tolak Omnibus Law. Setelah ini mereka berjanji akan menggelar aksi serupa dengan massa yang lebih banyak.
1. Siapkan aksi di jalan umum
Pasukan Asmaul Husna melakukan pengamanan demo penolakan Omnibus Lawa di bundaran Waru, Rabu (11/3). IDN Times/Tarida Alif Sekjen FSPMI Jatim Jazuli menegaskan, pihaknya akan menggelar aksi yang lebih besar pada 23 Maret mendatang. Hanya saja, belum ditentukan di mana lokasi aksi akan digelar.
"Tanggal 23 (Maret 2020), kita (aksi) di jalan aja, mungkin di Bundaran Waru atau di jalan (umum) lainnya. Sebagai wujud penolakan Omnibus Law," tegas Jazuli ditemui usai aksi.
Baca Juga: Ikut Tolak Omnibus Law, Petani Banyuwangi: Sangat Berbahaya
2. Sudah tidak percaya dengan pemerintah
Petani asal Tumpang Pitu, Nur Hidayat berorasi tolak Omnibus Law di Jalan A Yani Surabaya, Rabu (10/3). IDN Times Ardiansyah Fajar Alasan utama Getol menggelar aksi di jalan umum, lantaran sudah tidak percaya lagi dengan pemerintah. Bahkan, Jazuli menyebut pihaknya tidak punya pemerintah jika memang aspirasinya bersama seluruh elemen tidak diindahkan.
"Kami sudah gak punya pemerintah. Mereka hanya diam, seakan terbungkam," katanya.
3. Aksi akan menutup jalan
Massa aksi penolak Omnibus Law memenuhi frontage road sisi barat Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Rabu siang (11/3). IDN Times/Ardiansyah Fajar Nantinya, pada aksi 23 Maret mendatang, lanjut Jazuli, Getol akan totalitas. Bahkan, dia menyebut seluruh elemen massa sepakat memblokir seluruh lalu lintas di sekitaran aksi. Apabila di Bundaran Waru, perbatasan Sidoarjo-Surabaya dan Gerbang Tol Waru akan ditutup.
"Kemungkinan kami lakukan (penutupan). Hari ini kita toleransi dengan pengguna jalan lain. Kami akan totalitas sehari penuh, harapan kami pemerintah lihat reaksi rakyat," lanjutnya.
Baca Juga: Buruh dan Mahasiswa Tolak Omnibus Law, Bundaran Waru Lumpuh Total