TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6.500 Sapi Jatim Terjangkit PMK, Langkah Pemerintah Bikin Meradang

Para peternak sapi merugi dengan harga murah

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan mulut sapi. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Surabaya, IDN Times - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) meluas. Laporan yang masuk ke Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur (Jatim), ada sekitar 6.500 sapi yang terkonfirmasi positif PMK di wilayahnya. Kebijakan dan penanganan yang dilakukan pemerintah pun kian membuat peternak maupun pedagang meradang.

Baca Juga: Wabah PMK Serang Sapi Jatim, Mentan: Isolasi Lokal

1. Lockdown bikin sapi dijual murah

Ilustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketua PPSDS Jawa Timur (Jatim), Muthowif mengatakan, kebijakan yang dimaksud ialah lockdown atau penutupan perdagangan sapi di daerah positif PMK. Hal itu berdampak pada kerugian yang sangat besar bagi para peternak. Kerugian peternak yang kelihatan dengan nyata adalah dijualnya sapi-sapi dengan harga murah.

"Padahal peternak berharap menjelang Idul Adha bisa menjual sapi-sapinya dengan harga yang bagus dan ada keuntungan," ujarnya kepada IDN Times, Selasa (24/5/2022).

2. Sarankan dibatasi antarprovinsi saja, kemudian geber penanganan kesehatan hewan

Pemeriksaan hewan ternak. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Menurut PPSDS Jatim  pembatasan perdagangan keluar daerah ini, seharusnya dipahami pembatasan perdagangan antarprovinsi bukan pembatasan perdagangan antarkabupaten/ kota seperti sekarang yang terjadi. Di sisi lain, kinerja disnak untuk melakukan pengecekan kesehatan hewan sangat lambat, bahkan tidak ada.

"Seperti untuk mendapatkan, Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari instansi sangat sulit. Sehingga yang dirugikan adalah para peternak yang sudah mulai bergairah memelihara ternak," katanya.

Baca Juga: FKH Unair Bikin Timsus untuk Berantas Wabah PMK di Jatim

Berita Terkini Lainnya