Sekolah Swasta Minim Murid, MKKS Surabaya: Banyak Siswa Tarik Berkas

Karena keterima di SMP negeri

Surabaya, IDN Times - Dari 262 sekolah swasta di Surabaya, hanya 10 persen di antaranya yang kebanjiran murid, sisanya yakni 90 persen sekolah di Surabaya kekurangan murid. Kordinator Majelis Kordinator Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta, Erwin Darmogo mengungkap alasannya. 

Erwin mengatakan, banyak sekolah swasta yang kekurangan siswa buka karena sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi. Sekolah swata tak mempemasalahkan sistem tersebut. "Menurut saya, sistem zonasi tidak masalah," ujar Erwin, kepada IDN Times, Selasa (18/7/2023). 

Yang menjadi masalah adalah siswa yang sudah mendaftar di swasta kemudian menarik lagi berkasnya karena diterima di sekolah negeri, padahal pengumuman PPDB ditutup. Hal ini sebenarnya sudah tak bisa dilakukan oleh siswa.

"Menurut saya bukan masalah zonasi atau bukan, selama ada kebijakan PPDB yang di luar prosedur dari PPDB sebenarnya itu yang jadi masalah," ujar dia. 

Menurut Erwin, hal ini selalu terjadi setiap tahun. Rata-rata dalam satu sekolah ada satu hingga dua siswa yang menarik berkas untuk masuk ke sekolah negeri. 

"Jumlahnya variatif setiap sekolah. Rata-rata satu sampai dua siswa, ada yang lebih dari itu. Alasannya karena diterima di negeri itu setelah pengumuman PPDB ditutup," katanya. 

Siswa tersebut masuk ke negeri untuk pemenuhan pagu. Alhasil, sekolah swasta tak bisa berbuat banyak, sekolah pun harus kehilangan muridnya. 

"Yang jadi masalah, ketika PPDB ditutup anak tersebut mendaftar di swasta kemudian ditarik ke negeri untuk pemenuhan pagu, ini tidak benar, karena sudah selesai," jelas dia. 

Erwin sudah berkali-kali menyampaikan keluhan ini kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh. Kepala Dinas pendidikan hanya meminta siswa yang telah mendaftar ke swasta kemudian menarik berkas untuk mendaftar di negeri itu kembali bersekolah di swasta. 

"Tapi tidak semudah itu, anak itu harus kembali ke swasta, tapi kan terserah anaknya. Arek kok (anak) dilempar ke sana sini," jelas dia. 

Ia berharap, pemerintah benar-benar tegas dengan prosdur PPDB yang sudah ada. Ia juga berharap masyarakat tak serta merta  mencabut berkas dari sekolah swasta. 

"Sebenarnya tidak rumit, kalau bisa mengikuti prosedurnya, yang penting ayo lah sekarang ini bisa tau PPDB prosedur PPPD seperti apa, jangan mudah percaya dengan orang yang tidak bertanggung jawab, memasukkan anaknya di SMP negeri setelah PPDB setelah ditutup kan kasihan anaknya. Yang lain sekolah masak anaknya enggak," pungkas dia. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengklaim setelah PPDB ditutup tak ada lagi penerimaan siswa baru lewat jalur apapun. Pagu yang terisi tak ada penambahan lagi. 

"Insyaallah tidak ada (pendaftaran) setelah PPDB ditutup, pagunya juga sudah saya pertahankan," ungkap dia. Yusuf menyebut, satu sekolah maksimal memiliki 10 rombongan belajar (rombel). Satu rombel terdiri dari 32 siswa.

"Insyaallah (pagu sekolah SMP di Surabaya sudah sesuai), karena kalau nambah kan nambah kelas jadi kita pertahankan," tuturnya. Ia pun berkeliling ke sekolah-sekolah untuk memastikan semua sekolah taat dengan aturan yang ada. Ia akan mengevaluasi bila mendapati sekolah tak taat aturan. "Ini saya evaluasi, saya cek lagi ya," pungkas dia.

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Minta PPDB Sistem Zonasi Dievaluasi

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya