TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

100 Ribu Lebih Sapi di Jatim Kena PMK, Vaksin Dijatah 360 Ribu Dosis

Sapi yang masih sakit terbanyak di Probolinggo

Ilustrasi vaksinasi PMK pada sapi. (dok. Humas Pemprov Jatim)

Surabaya, IDN Times - Jumlah hewan ternak sapi yang terinfeksi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur (Jatim) mencapai ratusan ribu. Pemerintah kabupaten/kota bersama provinsi hingga pusat melakukan penanganan. Mulai dari pembuatan maupun impor vaksin PMK.

Baca Juga: Jatim Butuh 1 Juta Dosis Vaksin untuk Tangani Wabah PMK

1. Sebanyak 107.874 terjangkit PMK, sisa 88.304 sapi yang sakit

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat tinjau sapi di Nganjuk. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Berdasar data Dinas Peternakan (Disnak) Jatim per 23 Juni 2022, total sapi yang terjangkit PMK sebanyak 107.874 ekor. Nah, dari jumlah itu sebanyak 591 sembuh, 821 potong paksa dan 18.158 sembuh ditandai dengan hilangnya gejala klinis PMK. Sehingga yang tercatat masih sakit sebanyak 88.304 sapi.

Sapi-sapi yang sakit ini tersebar di 38 kabupaten/kota di Jatim. Kendati sudah menyebar, pemerintah hanya menetapkan empat wilayah wabah. Yakni Lamongan, Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto. Sementara 34 kabupaten/kota sisanya dianggap sebagai wilayah tertular.

Lebih lanjut, dari 38 kabupaten/kota di Jatim, sapi di Probolinggo tercatat paling banyak yang masih sakit PMK. Yakni sejumlah 10.503 ekor, lalu diikuti Malang 7.664 ekor, Lumajang 7.226 ekor, Ponorogo 6.715 ekor dam Jember 5.208 ekor.

2. Pusvetma upayakan produksi vaksin mandiri, tapi pemerintah mulai impor vaksin

Pemeriksaan hewan ternak. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Kepala Pusvetma Edy Budi Susila mengatakan, vaksin yang diproduksi ini secara mandiri ini  masih sedang dibuat. Nah, vaksin mandiri pernah tahun 1986. Kemudian pada tahun yang sama Kementerian Pertanian mendeklarasikan bahwa Indonesia sudah bebas PMK.

"Dari deklarasi Kementan tersebut kita ajukan kepada lembaga kesehatan hewan dunia, ini membutuhkan waktu 4 tahun untuk mengevaluasi. Sehingga Indonesia dinyatakan bebas PMK tahun 1990,” ujarnya.

Edy menambahkan sejak dinyatakan bebas dari PMK, Pusvetma sudah tidak lagi memproduksi vaksin. Menurutnya untuk memproduksi vaksin mandiri  ini membutuhkan waktu yang lama. Nah untuk menangani yang kondisi sekarang ini, pemerintah impor dari luar negeri sembari menunggu vaksin mandiri selesai diproduksi.

Baca Juga: Jatim Hanya Dapat 1000 Dosis Vaksin PMK, Surabaya Bukan Prioritas

Berita Terkini Lainnya