TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Di Malang, Bungkus Obat Gunakan Huruf Braille

Inovasi Braille E Ticket sudah diikuti 3 daerah

IDN Times/ Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Fira Dwi Jayanti mungkin tak pernah mengira, bahwa ide sederhana dan kreatifnya mampu menghasilkan prestasi luar biasa. Ya, inovasi pelayanan yang dilakukanya berupa Braille E Ticket mampu membuat Kota Malang meraih penghargaan. Kreasi inovatifnya dalam pelayanan terhadap penyandang disabilitas tunanetra membuat Puskesmas Janti kini menjadi rujukan untuk Puskesmas ramah disabilitas. 

Braille E Ticket sendiri merupakan tulisan braille pada bungkus resep obat yang diberikan kepada penyandnag disabilitas tuna netra. Sehingga mereka bisa membedakan obat yang akan mereka minum berdasarkan E Ticket obat yang dicantumkan dalam satu resep. Terobosan tersebut merupakan pertama kali dilakukan dan satu-satunya di Kota Malang. 

Baca Juga: Penetapan Pemenang Pemilu Legislatif Kota Malang, PDIP Raih 12 Kursi 

1. Berawal dari masalah pelayanan disabilitas

IDN Times/ Alfi Ramadana

Fira Dwi Jayanti mengakui bahwa selama ini perwujudan pelayanan terhadap masyarakat penyandang disabilitas di Kota Malang belum maksimal. Apalagi di lingkungan kawasan Puskesmas Janti terdapat Rumah Sosial Bina Netra (RSBN) yang merawat sejumlah penyandang tuna netra. Mereka kerap mengalami kesulitan ketika meminum obat lantaran tidak bisa mengetahui takaran serta aturan obat yang harus diminum. 

"Berawal dari hal itu, kami ingin berusaha untuk memberikan kemudahan kepada mereka. Akhirnya setelah melijat kebutuhan ini kami mencoba memberikan E Ticket Braille ini pada obatnya," paparnya Selasa (23/7/).

2. Tak langsung sempurna

IDN Times/ Alfi Ramadana

Lebih jauh, Fira mengakui bahwa proses yang dilakukan untuk menyempurnakan inovasi Braille E Ticket tersebut tidaklah sebentar. Awalnya inovasi tersebut diluncurkan pada Januari 2017 lalu dengan hanya mencantumkan aturan minum obat saja dalam huruf Brailler. Namun, seiring berjalanya waktu serta atas masukan dari RSBN juga akhirnya untuk Brailler E Ticket tersebut menjadi lebih lengkap. 

"Sekarang sudah lebih lengkap dan sudah sesuai dengan kaidah kefarmasian. Semua ditulis dalam huruf brailler agar mudah dipahami oleh penyandang tuna netra. Termasuk juga didalamnya tercantum nama pasien, frekuensi minum obat, serta diminum sebelum atau sesudah makan," tambahnya. 

3. Beri fasilitas untuk tuna netra

IDN Times/ Alfi Ramadana

Selain inovasi Braille E Ticket, Puskesmas Janti juga memberikan fasilitas lain bagi penyandang disabilitas tuna netra. Fasilitas yang diberikan berupa jalur khusus bagi penyandang tuna netra. Sehingga para penyandang tuna netra tak kesulitan ketika akan melakukan. Pengobatan di Puskesmas Janti. 

"Dari depan ada guiding blok lalu masuk ke dalam ada guiding carpet. Bahkan untuk nama-nama ruanganya selain ditulis dengan hurup biasa juga kami berikan huruf braille di bawahnya. Sebab ada empat fokus utama bersamaan dengan Braille E Ticket yaitu di E Ticketnya sendiri, lalu akses, penyuluhan dan pengobatan ," sambungnya. 

4. Murah dan efektif

IDN Times/ Alfi Ramadana

Sementara itu, Kepala Puskesmas Janti, Endang Listyowati menjelaskan bahwa inovasi yang dilakukan ini tak terlalu membutuhkan biaya besar. Hanya untuk membangun fasilitas seperti guiding blok yang sedikit memerlukan biaya. Sementara untuk Braille E Ticket justru murah lantaran sejauh ini alat yang dibutuhkan adalah kertas untuk menulis huruf Braille. 

"Kemarin untuk membangun guiding blok, guiding carpet, beli kertas untuk huruf braille serta papan tulisan braille total menghabiskan dana sekitar Rp 14 juta. Dana tersebut diambilkan dari JKN. Kalau untuk pelayanan kepada penyandang disabilitas netra diberikan secara gratis. Bahkan kami juga sudah bekerjasama dengan RSBN," jelasnya. 

Baca Juga: Berkat Braille E Ticket, Kota Malang Raih Penghargaan Nasional

Berita Terkini Lainnya