Harga Kedelai Naik, Produsen Tempe Sanan Perkecil Ukuran
Pilih perkecil produk daripada turunkan harga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Pengusaha tempe tahu yang tergabung dalam Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Kota Malang tetap memproduksi tempe. Mereka tidak terlalu terpengaruh dengan isu yang berkembang mengenai mogok produksi. Hal itu dikakukan oleh para pengusaha tempe di Sanan, Blimbing, Kota Malang.
Pemogokan massal produsen tempe sendiri terjadi di beberapa daerah. Hal ini membuat stok tempe di pasaran langka. Adapun pemogokan sendiri dipicu kenaikan harga kedelai.
1. Modifikasi ukuran tempe
Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Kota Malang, Chamdani menjelaskan bahwa selama ini para pengusaha tempe di Sanan khususnya tetap berproduksi. Hanya saja untuk mengatasi kenaikan harga bahan baku, mereka melakukan modifikasi pada ukuran tempe.
Ia mencontohkan, normalnya ukuran tempe yang diproduksi di tempatnya adalah lebar 23 cm, panjang 52 cm dengan tebal 6 cm. Untuk ukuran tersebut dijual dengan harga Rp 36 ribu. Tetapi kini ukuran diperkecil menjadi hanya lebar 20 cm, panjang 50 cm dan tebal 4,5 cm. Hal itu agar biaya produksi tidak terlalu membengkak lantaran penjualan tetap dilakulan dengan harga normal.
"Cukup riskan juga jika menaikkan harga jual eceran tempe di pasaran. Jadi yang dilakukan adalah dengan memodifikasi ukuran tempe agar tetap bisa menutupi biaya produksi. Tetapi beberapa pengusaha juga ada yang memilih menaikkan harga tempe," terangnya Minggu (3/1/2021).
Baca Juga: Harga Kedelai Cekik Produsen Tempe, Sebagian Memilih Mogok Produksi