TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Kedelai Naik, Produsen Tempe Sanan Perkecil Ukuran

Pilih perkecil produk daripada turunkan harga

Ilustrasi tempe goreng (IDN Times/Istimewa)

Malang, IDN Times - Pengusaha tempe tahu yang tergabung dalam Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Kota Malang tetap memproduksi tempe. Mereka tidak terlalu terpengaruh dengan isu yang berkembang mengenai mogok produksi. Hal itu dikakukan oleh para pengusaha tempe di Sanan, Blimbing, Kota Malang. 

Pemogokan massal produsen tempe sendiri terjadi di beberapa daerah. Hal ini membuat stok tempe di pasaran langka. Adapun pemogokan sendiri dipicu kenaikan harga kedelai. 

1. Modifikasi ukuran tempe

shutterstock.com/Amallia Eka

Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Kota Malang, Chamdani menjelaskan bahwa selama ini para pengusaha tempe di Sanan khususnya tetap berproduksi. Hanya saja untuk mengatasi kenaikan harga bahan baku, mereka melakukan modifikasi pada ukuran tempe.

Ia mencontohkan, normalnya ukuran tempe yang diproduksi di tempatnya adalah lebar 23 cm, panjang 52 cm dengan tebal 6 cm. Untuk ukuran tersebut dijual dengan harga Rp 36 ribu. Tetapi kini ukuran diperkecil menjadi hanya lebar 20 cm, panjang 50 cm dan tebal 4,5 cm. Hal itu agar biaya produksi tidak terlalu membengkak lantaran penjualan tetap dilakulan dengan harga normal. 

"Cukup riskan juga jika menaikkan harga jual eceran tempe di pasaran. Jadi yang dilakukan adalah dengan memodifikasi ukuran tempe agar tetap bisa menutupi biaya produksi. Tetapi beberapa pengusaha juga ada yang memilih menaikkan harga tempe," terangnya Minggu (3/1/2021). 

2. Bahan baku masih tersedia

Dok.Pribadi/Nurul Astuti

Meskipun harga kedelai mengalami kenaikan, Chamdani menyebut stoknya masih mudah didapatkan. Ia juga meyakini bahwa kenaikan harga kedelai tersebut tak akan bertahan lama.

"Sejauh ini, bahan baku masih lancar. Kemungkinan besar akhir Februari atau awal Maret harga kedelai cenderung menurun," tambahnya. 

3. Jumlah produksi menurun

Koleksi pribadi

Namun demikian, Chamdani tak bisa memungkiri bahwa kenaikan harga kedelai membuat produksi tempe dan tahu menurun. Ia memperkirakan bahwa penurunan produksi mencapai 15-20 persen. Namun keuntungan yang ia dapatkan cenderung stabil.

Sebagai informasi, kawasan sentra tempe Sanan sendiri mampu memproduksi tempe hingga kurang lebih 17,5 ton per hari yang diproduksi 300 produsen. Sementara, produksi seluruh Kota Malang sendiri mencapai 25 ton dengan 500 perajin tempe dan tahu. 

"Sebagaimana tahun yang sebelum-sebelumnya menurut saya ini pengaruh ekonomi global saja," sambungnya. 

4. Pemkot sebut stok kedelai masih aman

klatenkab.go.id

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Wahyu Setianto menjelaskan bahwa sejauh ini untuk Kota Malang sendiri masih aman terkendali. Meskipun ia mengakui sudah melakukan komunikasi dengan Dinas Perdagangan provinsi Jatim. Ia juga menyebut bahwa sejauh ini pihak koperasi yang menyediakan bahan baku kedelai masih memiliki stok yang cukup. 

"Sejauh ini di Kota Malang sendiri masih terkendali dan stok juga menurut koperasi penyedia bahan baku masih aman. Memang ada kenaikan tetapi masih bisa teratasi," terangnya. 

Baca Juga: Harga Kedelai Cekik Produsen Tempe, Sebagian Memilih Mogok Produksi

Berita Terkini Lainnya