TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diskoperindag Berikan Tenggat 50 Hari untuk Penyelesaian Pasar Sukun 

Pembangunan mundur dari target

Pedagang Pasar Sukun harus menunggu lebih lama karena pembangunan Pasar Sukun molor. IDN Times/ Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Keterlambatan penyelesaian pembangunan Pasar Sukun cukup memiliki dampak signifikan. Dalam perencanaan awal, Pasar Sukun yang baru dijadwalkan mulai bisa ditempati pedagang pada akhir Desember. Namun pada kenyataanya, hingga Januari pembangunannya masih belum selesai. 

1. Berdampak pada pedagang

Pedagang masih harus menempati los sementara hingga bangunan baru Pasar Sukun selesai. IDN Times/ Alfi Ramadana

Molornya penyelesaian bangunan Pasar Sukun tersebut memang dikeluhkan pedagang. Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Wahyu Setianto. Ia mengakui bahwa beberapa pedagang menanyakan kepadanya perihal penyelesaian bangunan tersebut. Sebab, bangunan sementara Pasar Sukun tersebut sangat sempit. 

"Pedagang inginnya bangunan ini cepat selesai agar mereka bisa masuk ke dalam," bebernya Jumat (10/1).

Baca Juga: Menikmati Sajian Baru Khas Thailand di Saigon San Restaurant Malang

2. Beri tenggat waktu selama 50 hari

Beberapa sisi bangunan Pasar Sukun masih terus dikebut penyelesaianya. IDN Times/ Alfi Ramadana

Lebih jauh, Wahyu menjelaskan bahwa pihaknya masih memberi toleransi keterlambatan tersebut. Toleransi tersebut berupa tenggat waktu tambahan untuk penyelesaian bagi pemborong. Namun demikian, pemborong tetap harus membayar denda atas molornya proyek Pasar Sukun tersebut. 

"Ada tenggat waktu selama 50 hari untuk penyelesaian proyek ini. Tetapi kami berharap pada akhir Januari sudah bisa selesai dan pemborong juga menyatakan bahwa bangunan bisa selesai sebelum 50 hari," tambahnya. 

3. Cuaca cukup memengaruhi proses pembangunan

Cuaca yang tak menentu juga mempengaruhi penyelesaian pembangunan pasar Sukun. IDN Times/ Alfi Ramadana

Di sisi lain, Wahyu mengakui bahwa ada beberapa alasan yang mengakibatkan pembangunan tersebut molor. Salah satunya adalah cuaca. Belakangan Kota Malang memang kerap dilanda hujan deras disertai angin. Hal itu membuat pemborong harus memperhitungkan keselamatan para pekerja. 

"Cuaca juga cukup berpengaruh pada proses pembangunan. Kalau hujan tentu tidak bisa maksimal pengerjaannya," sambungnya. 

Baca Juga: Pembangunan Molor, DPRD Kota Malang Sidak Pasar Sukun 

Berita Terkini Lainnya