TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Aktivitas Vulkanik Semeru Meningkat, Penambang Pasir Diminta Waspada 

Banjir lahar dingin jadi ancaman penambang

Awan Panas Gunung Semeru (Dok. BNPB)

Malang, IDN Times - Dalam beberapa waktu terakhir, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanologi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat, setiap hari setidaknya terjadi 25 sampai 28 letusan di gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut. Berdasarkan catatan dari PVMBG, gunung dengan tinggi 3.676 meter diatas permukaan laut itu juga mengalami kegempaan. 

1. Letusan dan guguran lava paling menonjol

Ilustrasi pendakian Semeru. instagram.com/mariabeatrce

Dari beberapa peningkatan aktivitas tersebut, terdapat beberapa yang menonjol. PVMBG juga mencatat terjadinya guguran lava, kemarin Selasa (2/3). 

"Terpantau dari kegempaan memang ada indikasi getaran lahar di sungai," papar Fungsional Penyelidik Bumi dan Penanggung Jawab Gunung Semeru, Kristyanto, Selasa, (3/3).

Baca Juga: Jalur Belum Aman, Pendakian Semeru Masih Ditutup

2. Sudah meningkat sejak akhir Februari

Gunung Semeru. Pixabay/astama81

Sebenarnya peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Semeru sudah mulai tampak sejak Rabu, 26 Februari 2020. Aktivitas vulkanik tersebut terus berlanjut hingga saat ini.\

Untuk itu, demi keamananan, PVMBG meminta masyarakat untuk menghindari aktivitas pada radius radius 4 kilometer dari Gunung Semeru. Apalagi saat ini intensitas curah hujan di kawasan Gunung Semeru cukup tinggi. Sehingga, sangat rawan terjadi banjir lahar dingin. 

"Aktivitas penambangan pada sisi Selatan dan Tenggara juga kami minta untuk waspada. Apalagi saat ini juga musim hujan, jadi rawan adanya lahar dingin," jelasnya.  

3. Banjir lahar dingin jadi potensi bencana terbesar

Ilustrasi pendakian gunung. Instagram.com/sigitprasetyawpd

Meskipun dari sisi aktivitas kegempaan mengalami peningkatan, tetapi Kristyanto menjelaskan bahwa potensi bencana paling besar di kawasan Lereng Semeru adalah banjir lahar dingin. Pasalnya, guguran lava yang terjadi berpotensi terbawa arus air. Maka dari itu, pihaknya mengimbau penambang pasir di sekitaran sungai Besuk Sat, Lumajang untuk selalu waspada.  

"Kalau sudah turun hujan secepatnya menghentikan aktivitas penambangan dan segera menghindar. Sebab, sangat mungkin lahar dingin akan turun," sambung Kristyanto.

Baca Juga: Musim Liburan, TNBTS Masih Belum Buka Jalur Pendakian Semeru 

Berita Terkini Lainnya