TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Perlu Panik, Pahami Gejala-gejala Cacar Monyet Ini

Pada umumnya sama dengan cacar air

Flickr - Monkeypox Zaire

Malang, IDN Times - Dunia dihebohkan dengan kemunculan penyakit cacar monyet di beberapa negara. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) pun menyatakan tanggal 23 Juli 2022 sebagai global health emergency terhadap wabah cacar monyet atau Monkeypox.

Namun, kalangan akademisi meminta masyarakat tak khawatir dengan kemunculan penyakit ini. Agar tetap waspada, pahami beberapa gejala cacar monyet di bawah ini.

1. Monkeypox mirip dengan cacar

Universitas Brawijaya tetap produkrif selama masa pandemik COVID-19. Dok/Humas UB

Humas Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, dr Dhelya Widasmara menjelaskan bahwa gejala cacar monyet manusia mirip dengan gejala cacar air pada umumnya. Bedanya, cacar monyet memiliki gejala yang cenderung lebih ringan. Pada cacar monyet juga didapatkan pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati) setelah ada beberapa fase yang bakal dialami saat seseorang terinfeksi.

"Fase pertama adalah prodromal (yang menunjukkan gejala). Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Kemenkes RI, gejala awal pada fase prodromal antara lain, penderita akan mengalami demam yang disertai dengan sakit kepala. Kemudian ada nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening yang dirasakan di leher, ketiak, atau di area selangkangan, badan panas dingin bahkan kelelahan dan lemas," urainya Sabtu (30/7/2022). 

2. Gejala akan berlanjut lebih berat

Ilustrasi Gejala Penyakit (Sakit Kepala) (IDN Times/Mardya Shakti)

Setelah fase awal, gejala bakal memasuki fase erupsi yang terjadi 1-3 hari setelah fase prodromal. Pada fase erupsi timbul ruam atau lesi pada kulit. Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap, terangnya. Kemudian, kata Dheya, ruam atau lesi pada kulit ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, kemudian akan menjadi lepuh yang berisi cairan bening atau nanah. Setelah itu mengeras atau keropeng hingga akhirnya rontok. 

"Gejala cacar monyet akan berlangsung selama 2−4 minggu sampai ruam kulit tersebut menghilang. Penularan virus monkeypox terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan hewan, manusia, atau bahan yang terjangkit atau terkontaminasi virus. Kemudian virus masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit atau luka, saluran pernapasan, atau selaput lendir," imbuhnya. 

Baca Juga: Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global, Epidemolog Unair: Tetap Tenang

3. Monkeypox bisa sembuh sendiri

illustrasi penyebaran cacar monyet (timetotime.com)

Wanita yang akrab disapa Lala itu menjelaskan bahwa hingga saat ini memang belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi monkeypox. Pengobatan sementara masih menggunakan pengobatan simptomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul.

Adapun penanganan awal yang dapat dilakukan di rumah apabila muncul tanda dan gejala adalah dengan memisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi. Kemudian pasien yang terjangkit harus stirahat total, serta harus banyak makan makanan bergizi serta maksimalkan asupan cairan terutama air putih. 

"Bila muncul gejala demam, bisa diberikan obat penurun panas. Lalu bila muncul ruam seperti lentingan berisi air, jangan digaruk atau dipecah. Untuk mengurangi rasa gatal, dapat dikompres dengan kassa dan cairan infus serta mengkonsumsi obat antihistamin," sambungnya. Masyarakat yang terinfensi juga tak perlu khawatir karena cacar monyet bisa sembuh dengan sendirinya. 

Baca Juga: Pahami! Ini Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet

Verified Writer

Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya