TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fenomena Frost Kembali Muncul di Gunung Bromo

Suhu di kawasan Gunung Bromo mencapai 2 derajat celcius   

Fenomena Frost atau embun upas muncul di Bromo dan sekitarnya. Instagram/bbtnbromotenggersemeru

Malang, IDN Times - Fenomena embun upas atau frost kembali muncul di kawasan Wisata Gunung Bromo. Frost muncul setelah dalam beberapa waktu terakhir suhu udara mengalami penurunan cukup ekstrem. Hal itu membuat embun yang muncul di kawasan TNBTS membeku dan menjadi seperti es. 

Baca Juga: Puncak Musim Kemarau, Wilayah TNBTS Alami Fenomena Frost  

1. Suhu terendah mencapai 2 derajat celcius

Fenomena Frost atau embun upas muncul di Bromo dan sekitarnya. Instagram/bbtnbromotenggersemeru

Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Hubungan Masyarakat Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Syarif Hidayat menjelaskan saat ini suhu terendah di kawasan TNBTS bisa mencapai 2 - 6 derajat celcius. Dalam suhu serendah itu, fenomena frost muncul. Terlebih kawasan TNBTS berada di ketinggian 500 Mdpl.

"Frost ini muncul saat pagi hari jelang matahari terbit. Lokasi yang paling terlihat ada di kawasan Bromo dan Ranu Pani," urainya Selasa (26/7/2022).

2. Selalu terjadi setiap tahun

Fenomena Frost atau embun upas muncul di Bromo dan sekitarnya. Instagram/bbtnbromotenggersemeru

Syarif menambahkan bahwa fenomena ini hampir selalu terjadi setiap tahun. Terutama pada tentang bulan Juli hingga Agustus. Pada bulan-bulan ini, memang suhu mencapai titik terendah yang membuat embun upas atau frost muncul. Untuk itu, para pengunjung yang akan ke Gunung Bromo diminta untuk mempersiapkan dengan suhu udara di kawasan Gunung Bromo yang sangat dingin.

"Paling tidak pengunjung harus menyiapkan baju hangat yang memadai seperti jaket, dan sarung tangan. Lalu juga makanan, minuman dan obat-obatan untuk antisipasi kebutuhan fisik," imbuhnya.

3. Penurunan suhu terjadi diseluruh wilayah

Fenomena Frost atau embun upas muncul di Bromo dan sekitarnya. Instagram/bbtnbromotenggersemeru

Sementara itu, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso, Edythya Ferlani Wua menambahkan bahwa penurunan suhu terjadi hampir di seluruh Jawa Timur. Hal itu menunjukkan bahwa saat puncak musim kemarau sudah tiba.

"Memang musim kemarau itu identik dengan hawa dingin. Karena angin dingin yang berasal dari Australia melewati Indonesia," jelasnya. 

Baca Juga: Apa Itu Embun Upas? Fenomena Mirip Salju di Dataran Tinggi Dieng

Verified Writer

Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya