Surabaya, IDN Times - Foto mata merah korban tragedi Kanjuruhan hasil karya Guslan Gumilang pewarta foto asal Jawa Pos itu seperti berbicara menuntut keadilan. Tatapan nanar perempuan dalam foto itu cukup menggambarkan pada tragedi yang menewaskan 135 orang yang terjadi 1 Oktober 2022 silam. Foto itu dipamerkan dan menjadi best photo of the year dalam Anugrah Pemarta Foto (APFI) 2023, Jumat (12/5/2023) di Balai Pemuda Surabaya.

Guslan pun mengangkat tinggi-tinggi tropinya di atas panggung sembari menetaskan air mata. Anugerah itu, kata dia, bukan hanya sebuah penghargaan bagi dirinya saja, namun juga ratusan korban tragedi kanjuruhan yang sampai saat ini masih mencari keadilan. Lewat foto itu ia berhara[ mata dunia akan melihat bahwa tragedi kanjuruhan bukan hanya tragedi dalam semalam yang setelahnya lenyap.

Foto milik Guslan itu menunjukkan seorang perempuan korban kanjuruhan bernama Didy Fadilah dengan mata merah. Didy memegang ponsel dengan gambar dirinya tengah berfoto sesaat sebelum tragedi itu terjadi. Apiknya lagi, Guslan menggunakan background warna hitam dalam foto tersebut. 

Foto tersebut Guslan ambil 10 hari setelah tragedi itu terjadi. Saat itu ia berangkat ke rumah Didy yang berada di Baweaan Gresik.

“Jadi foto ini saya ambil saat dia pulang ke rumah orangtuanya, kita wawancara dan menjadikan emosional kita meletup-letup. Bagaimana dia menceritakan hampir mati, saya sempat meneteskan air mata,” ungkap Guslan.

Bagi Guslan, foto itu bukan hanya sekadar foto. Foto ini harus jadi pengingat agar tak ada lagi korban di dunia sepak bola.

“Foto ini menjadi pengingat kembali supaya tidak ada lagi tragedi seperti ini,” kata dia.

Guslan menyebut, foto tersebut bukan hanya mendapat anugrah di APFI 2023 tahun ini. Foto mata merah itu telah menang dalam penghargaan Prapanca PWI. Selain itu juga masuk dalam nomisi festival foto di Belanda. 

Baca Juga: Keluarga Korban Kanjuruhan Temui Kejati, Bahas 3 Poin