Jatim Siaga Harga: Khofifah Kerahkan TPID–TP2DD–TP2ED Jelang Nataru

- Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, memastikan kesiapan ekonomi menjelang Nataru hingga Ramadan dan Idul Fitri 1447 H.
- Pemprov Jatim akan memperbanyak pasar murah, operasi pasar, serta intervensi pangan di titik-titik strategis sepanjang tiga periode tersebut.
- BI Jatim menyiapkan langkah-langkah strategis untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan tiga bulan ke depan dan mendukung sinergi yang digagas Gubernur bersama pemerintah daerah.
Surabaya, IDN Times – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa stabilisasi harga dan kesiapan ekonomi Jawa Timur harus dijaga sejak periode Natal–Tahun Baru (Nataru) hingga memasuki Ramadan dan Idul Fitri 1447 H. Hal ini disampaikannya dalam High Level Meeting (HLM) TPID–TP2DD–TP2ED Jawa Timur 2025 di Surabaya, Selasa (25/11/2025).
Khofifah menekankan bahwa Nataru, Ramadhan, dan Idul Fitri adalah tiga momentum besar dengan pola permintaan tinggi yang berpotensi memicu gejolak harga. Karena itu, ia mendorong kolaborasi erat antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), dan Tim Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah (TP2ED) untuk menjaga stabilitas ekonomi hingga semester pertama 2026.
“Permintaan pasti meningkat. Setelah Nataru, Januari kita langsung masuk persiapan Ramadhan, lalu Idul Fitri. Karena itu monitoring harga harus semakin detail, terutama di pasar tradisional,” tegas Khofifah.
Pemprov Jatim memastikan akan memperbanyak pasar murah, operasi pasar, serta intervensi pangan di titik-titik strategis sepanjang tiga periode tersebut. “Pasar murah bukan kompetitor pasar tradisional, tapi instrumen stabilisasi agar daya beli masyarakat tetap terjaga,” tambahnya.
Khofifah memaparkan bahwa ketiga tim strategis—TPID, TP2DD, dan TP2ED—harus bekerja seperti satu kesatuan mesin ekonomi. TPID menjaga keterjangkauan harga pangan. TP2DD mempercepat digitalisasi transaksi pemerintah daerah, efisiensi layanan publik, dan real-time monitoring. TP2ED mendorong sektor-sektor produktif, rantai pasok pangan, serta sinkronisasi program kabupaten/kota.
“Stabilitas harga tidak hadir otomatis. Hanya ada jika TPID, TP2DD, dan TP2ED bergerak bersama,” tegasnya.
Pada forum ini, Gubernur Khofifah bersama BI Jatim meluncurkan Portal Dashboard TPID, platform pemantauan harga dan inflasi secara real-time, sekaligus menendai kick-off penguatan program TP2ED.
Secara makro, ekonomi Jatim tumbuh 5,22 persen (yoy) pada Triwulan III-2025 lebih tinggi dari nasional. Namun jelang Nataru dan Ramadan, beberapa komoditas sudah menunjukkan tekanan: emas perhiasan, telur ayam, dan cabai merah.
Sepanjang 2025, Pemprov telah menggelar 160 Pasar Murah, 47 Gerakan Pangan Murah, dan delapan Gerakan Menanam, serta memperluas kerja sama antarprovinsi untuk menahan gejolak pasokan.
Digitalisasi transaksi melalui KKI Pemda, QRIS, ETPD, hingga integrasi layanan publik juga didorong guna memperkuat pengawasan dan efisiensi belanja daerah.
Sementara itu, Kepala BI Jatim Ibrahim menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan tiga bulan ke depan.
“Kami pastikan pengendalian harga optimal menghadapi Nataru, Ramadhan, dan Idul Fitri. Digitalisasi TP2DD juga mendorong ekonomi daerah tumbuh lebih inklusif,” katanya. Ia memastikan BI mendukung penuh seluruh sinergi yang digagas Gubernur bersama pemerintah daerah.















