Strategi Cerdik Shikamaru Hadapi Shinjuu di Chapter 17

Boruto: Two Blue Vortex chapter 17 membawa pembaca ke dalam ketegangan baru dengan berbagai kejadian menarik, salah satunya adalah momen penting saat Shikamaru, yang kini menjabat sebagai Hokage menggantikan Naruto, memberikan instruksi strategis kepada Konohamaru.
Instruksi tersebut menggarisbawahi misi krusial untuk menyelamatkan Moegi, Shinki, dan Kazekage Gaara yang tengah menghadapi ancaman serius dari para Shinjuu.
Situasi semakin menegangkan ketika Shikamaru memutuskan untuk mengambil risiko dengan mengirim tim gabungan Konohagakure dan Sunagakure ke garis depan, sebuah langkah yang penuh perhitungan untuk mengacaukan formasi para Shinjuu. Lalu, bagaimana langkah-langkah taktis ini akan berlanjut? Berikut pembahasan selengkapnya.
1. Instruksi mendapatkan Togedama untuk mengembalikan jiwa yang asli

Instruksi awal yang diberikan oleh Shikamaru kepada Konohamaru merupakan langkah strategis yang menjadi kunci dalam menghadapi ancaman para Shinjuu. Ia memerintahkan pembentukan aliansi shinobi antara Konohagakure dan Sunagakure. Aliansi ini bukan hanya sekadar penggabungan kekuatan, tetapi juga sebuah rencana terstruktur yang berfokus untuk mendapatkan Togedama, sebuah inti jiwa yang menjadi sumber kekuatan utama para Shinjuu.
Dalam strateginya, Shikamaru menjelaskan bahwa Togedama adalah elemen vital yang dapat digunakan untuk memutus hubungan para Shinjuu dengan jiwa-jiwa yang terperangkap di dalamnya. Dengan berhasil mendapatkan Togedama, mereka tidak hanya bisa mengalahkan para Shinjuu, tetapi juga menyelamatkan Moegi dan Shinki, serta para shinobi lainnya yang terperangkap dalam cengkeraman pohon dewa.
2. Menjinakkan para Shinjuu dengan berteman kemudian mengkhianati mereka

Shikamaru juga memberikan misi yang penuh taktik kepada Konohamaru, yaitu menjinakkan para Shinjuu dengan pendekatan yang tidak konvensional. Alih-alih langsung melancarkan serangan frontal, ia menginstruksikan Konohamaru untuk mengambil pendekatan diplomatis, yang berfokus pada membangun hubungan dengan para Shinjuu.
Caranya adalah dengan berpura-pura berteman, memenangkan kepercayaan mereka, lalu memanfaatkan momen tersebut untuk melancarkan strategi akhir, yaitu pengkhianatan yang akan melemahkan posisi para Shinjuu.
Langkah ini dipilih karena sifat para Shinjuu yang pada dasarnya masih seperti anak kecil polos yang hidup di alam liar. Mereka tidak memahami konsep moralitas manusia dan hanya mengikuti naluri alamiah mereka. Shikamaru menyadari bahwa pendekatan yang terlalu keras, seperti menyerang atau menekan mereka terus-menerus, hanya akan membuat para Shinjuu semakin liar dan sulit dikendalikan.
Maka, strategi menjadikan mereka teman terlebih dahulu dirasa lebih efektif. Setelah berhasil memenangkan hati mereka, Shinjuu yang telah jinak dapat dilumpuhkan dengan cara yang lebih terukur. Meski tampak kejam, langkah ini dianggap sebagai cara paling logis untuk menghindari konflik besar sekaligus melindungi desa dari ancaman yang lebih berbahaya di masa depan.
3. Memisahkan satu persatu Shinjuu untuk memudahkan mengalahkannya

Salah satu strategi kunci untuk menyukseskan misi menjalin pertemanan dengan para Shinjuu sekaligus mendapatkan Togedama adalah melalui taktik psikologis dan pembagian strategi yang cermat.
Shikamaru menginstruksikan agar setiap Shinjuu terlebih dahulu diyakinkan bahwa mereka berada dalam lingkungan yang aman dan penuh kepercayaan. Setelah mereka merasa nyaman, langkah selanjutnya adalah memisahkan para Shinjuu satu per satu ke arah yang saling berlawanan.
Taktik ini dirancang agar fokus para Shinjuu terpecah, sehingga mereka tidak bisa saling melindungi atau bekerja sama. Dengan isolasi ini, tiap Shinjuu dapat disergap secara terpisah, membuat proses penaklukan jauh lebih mudah dan minim risiko. Selain itu, memisahkan mereka juga memungkinkan para shinobi untuk mempelajari pola dan kelemahan unik dari masing-masing Shinjuu tanpa gangguan dari yang lain.
Untuk dapat memahami keseluruhan strategi dari Shikamaru di chapter 17, kamu bisa membacanya di situs legal Mangaplus yang sudah tersedia bahasa Indonesia.