Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Buku Filsafat Penenang Hati dan Jiwa

Buku Filsafat Penenang Hati dan Jiwa/pexels.com

Dalam kehidupan yang penuh dinamika, filsafat hadir sebagai jalan untuk merenungi makna kehidupan dan menemukan kedamaian batin. Buku-buku filsafat tidak hanya mengupas gagasan-gagasan besar para pemikir dunia, tetapi juga menawarkan perenungan yang mendalam, sehingga pembaca diajak untuk memahami nilai-nilai universal yang mampu menenangkan hati dan jiwa.

Berikut merupakan 7 buku filsafat yang dirancang untuk memperkaya perspektif, memperdalam pemahaman tentang diri, dan membimbing pembaca menuju kehidupan yang lebih bermakna. Cocok untuk siapa saja, baik yang baru mengenal filsafat maupun yang telah lama berkecimpung dalam pemikiran filsafat.

1. Meditations - Marcus Aurelius

Meditations. instagram.com/ryanholiday

Meditations adalah kumpulan catatan pribadi Marcus Aurelius, Kaisar Romawi sekaligus seorang filsuf Stoik, yang menggambarkan pemikiran dan refleksinya selama masa pemerintahannya. Ditulis dalam bentuk jurnal, karya ini tidak dimaksudkan untuk publikasi tetapi menjadi panduan pribadi Aurelius dalam menjalani kehidupan yang bijaksana dan penuh integritas.

Dalam buku ini, Aurelius mengeksplorasi prinsip-prinsip Stoik seperti pengendalian diri, ketenangan menghadapi cobaan, dan penerimaan terhadap hal-hal yang berada di luar kendali manusia. Ia menekankan pentingnya hidup sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, kehormatan, dan rasionalitas, serta menyerukan agar seseorang tetap berbuat baik meski menghadapi ketidakadilan atau kemalangan.

2. The Art of Happiness - Dalai Lama dan Howard Cutler

The Art of Happiness. instagram.com/onephilosophia

The Art of Happiness adalah kolaborasi antara Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet, dan psikiater Howard Cutler, yang mengeksplorasi cara mencapai kebahagiaan melalui pemahaman psikologis dan filosofi Buddhis. 

Dalai Lama menjelaskan bahwa kebahagiaan bukanlah hasil dari keberuntungan atau keadaan eksternal semata, melainkan dapat dikembangkan melalui pola pikir dan sikap positif. 

Sementara Cutler melalui perspektif ilmiah dan pengalaman klinisnya, menambahkan konteks psikologis yang relevan, menjembatani konsep spiritual dengan pendekatan praktis untuk pembaca modern.

3. The Consolations of Philosophy - Alain de Botton

The Consolations of Philosophy. instagram.com/bookeboy

The Consolations of Philosophy karya Alain de Botton adalah panduan reflektif yang menghubungkan pelajaran dari enam filsuf besar dengan tantangan kehidupan sehari-hari. Buku ini berfungsi sebagai obat untuk menghadapi berbagai masalah manusia, seperti ketidakbahagiaan, kegagalan, kesepian, dan kecemasan.

De Botton menyusun karya ini menjadi enam bagian, masing-masing didasarkan pada pemikiran filsuf tertentu seperti cara menghadapi kritik ala Socrates, menemukan kebahagiaan berdasarkan ajaran Epicurus mencari kebahagiaan, dan sebuah tips mengatasi penderitaan dari Seneca.

Selain itu dalam buku ini juga dibahas mengenai pandangan Montaigne terhadap umat manusia agar mereka menghargai dirinya sendiri, ajaran Schopenhauer untuk menghadapi patah hati, serta ajaran Nietzsche yang memungkinkan setiap individu untuk mengubah kesulitan menjadi kekuatan.

4. The Untethered Soul: The Journey Beyond Yourself - Michael A. Singer

The Untethered Soul: The Journey Beyond Yourself. instagram.com/readswithravi

Buku karya Michael A. Singer ini mengajak pembaca untuk memahami bahwa diri sejati bukanlah pikiran atau emosi, melainkan kesadaran yang menyaksikan segala sesuatu. Singer menawarkan panduan untuk melepaskan diri dari batasan pikiran dan pola emosional yang menghalangi kebahagiaan sejati.

Buku ini terbagi menjadi lima bagian utama. Pertama, Singer membantu pembaca memahami siapa mereka sebenarnya, yaitu entitas yang berada di luar pikiran dan ego. Kedua, ia mengeksplorasi cara pikiran menciptakan batasan dan penderitaan.

Ketiga, pembaca diajak untuk belajar menerima pengalaman hidup tanpa perlawanan, membiarkan energi mengalir bebas. Keempat, Singer menguraikan pentingnya melepaskan keterikatan emosional dan mental untuk mencapai kebebasan sejati. Akhirnya, ia menghubungkan semua ini dengan perjalanan spiritual menuju pencerahan..

5. Letters from a Stoic - Seneca

Letters from a Stoic. .instagram.com/attic_books

Letters from a Stoic adalah kumpulan surat yang ditulis oleh filsuf Romawi kuno, Seneca, kepada temannya Lucilius. Surat-surat ini tidak hanya menggambarkan pemikiran Seneca tentang stoisisme, tetapi Seneca juga menjawab berbagai tantangan yang dihadapi manusia, mulai dari cara mengelola emosi hingga menghadapi kematian.

Dalam surat-suratnya, Seneca menekankan pentingnya hidup sesuai dengan kebajikan dan alam, fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan, dan menerima dengan tenang apa yang berada di luar kendali kita. Ia juga mengajak seluruh manusia untuk melatih pengendalian diri, menghargai waktu sebagai aset paling berharga, dan menjalani hidup dengan kesederhanaan.

6. Peace Is Every Step - Thich Nhat Hanh

Peace Is Every Step. instagram.com/robynyoukilis

Buku karya Thich Nhat Hanh ini adalah panduan spiritual yang mengajak pembaca untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam setiap momen kehidupan. Buku ini menekankan pentingnya hidup secara sadar dengan memperhatikan hal-hal kecil dan sederhana, seperti bernapas, berjalan, atau makan. 

Buku ini juga membahas bagaimana emosi negatif, seperti kemarahan dan kesedihan, dapat diolah dengan kasih sayang dan pemahaman. Selain memberikan panduan pribadi, buku ini menyentuh isu-isu global seperti lingkungan dan perdamaian dunia, dengan menekankan bahwa perubahan besar dimulai dari kedamaian dalam diri. 

7. Nicomachean Ethics - Aristoteles

Nicomachean Ethics. instagram.com/omar_imam_books

Nicomachean Ethics karya Aristoteles berfokus pada kebajikan (virtue) sebagai kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati, yang menurut Aristoteles, bukan sekadar kenikmatan atau keberuntungan, melainkan keadaan keberhasilan tertinggi dari potensi manusia.

Aristoteles membagi kebajikan menjadi dua jenis yakni kebajikan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan dan kebajikan moral yang dikembangkan melalui kebiasaan. Ia memperkenalkan konsep jalan tengah atau golden mean, yaitu keseimbangan antara dua ekstrem perilaku seperti keberanian sebagai jalan tengah antara kecerobohan dan kepengecutan.

Dalam buku ini, Aristoteles juga membahas pentingnya hubungan sosial dan politik dalam mencapai kebahagiaan. Ia menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial, dan hidup yang baik hanya dapat tercapai dalam komunitas yang mendukung. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rachmaddani Rizki Saputra
EditorRachmaddani Rizki Saputra
Follow Us