Inflasi Jatim Naik 4,24 Persen, Surabaya Mulai Tekan Harga Bahan Pokok

Berbagai strategi mulai dilakukan untuk tekan harga bapok

Surabaya, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur merilis hasil pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Mei 2022. Hasil pemantauan yang dirilis BPS tanggal 2 Juni 2022 itu menunjukkan adanya kenaikan harga pada sebagian komoditas Bahan Kebutuhan Pokok (Bapok) di Kota Surabaya.

Hal ini pun mendorong terjadinya kenaikan IHK sebesar 0,49 persen, yaitu dari 109,71 pada bulan April 2022 menjadi 110,25 pada bulan Mei 2022. Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender Mei 2022 sebesar 2,79 persen dan tingkat inflasi Jatim year on year (yoy) sebesar 4,24 persen.

1. Pemkot mulai rumuskan strategi menekan harga bahan pokok

Inflasi Jatim Naik 4,24 Persen, Surabaya Mulai Tekan Harga Bahan PokokIlustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai menekan kenaikan harga sejumlah bapok, seperti cabai rawit. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya, Irvan Widyanto menyatakan, pemkot mulai merumuskan strategi penanggulangan untuk menekan harga bahan pokok.

"Jadi ini kita diskusikan dan hasil dari rapat kita bawah ke Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Sehingga ketika kondisinya sudah kita petakan, selanjutnya kita diskusikan bagaimana caranya untuk stabilitas harga itu," kata Irvan saat menggelar rapat koordinasi, Jumat (3/6/2022).

Baca Juga: Di Tengah Inflasi dan Pandemik, Filantropi di Indonesia Naik 23 Persen

2. Pemkot bekerjasama dengan penghasil komoditas

Inflasi Jatim Naik 4,24 Persen, Surabaya Mulai Tekan Harga Bahan PokokIlustrasi Inflasi (sumber : freepik.com)

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kota Surabaya, Dewi Wahyu Wardani menjelaskan, pemerintah kota akan bekekerja sama dengan daerah penghasil komoditas tersebut dalam penyediaan bahan pokok.
 
"Tadi sudah dirapatkan, yang pertama memang harus dipetakan barang-barang komoditas yang naik. Menurut saya yang terpenting adalah kita melakukan kerja sama dengan kota/kabupaten penghasil komoditas," kata Dewi Wahyu Wardani.
 
Dewi juga menerangkan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya sebenarnya sudah bisa mengantisipasi kenaikan harga komoditas pangan seperti cabai rawit. Antisipasi itu dilakukan satu bulan sebelum panen atau mendekati Hari Raya Idul Adha.
 
"Jadi satu bulan sebelumnya sudah kita lakukan antisipasi bersama-sama dengan PD. Nah, untuk langkah terakhir bisa melalui operasi pasar dan mendatangkan langsung komoditas dari luar kota atau distributor," jelas dia.

3. Gudang-gudang bahan pokok mulai diawasi

Inflasi Jatim Naik 4,24 Persen, Surabaya Mulai Tekan Harga Bahan PokokANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Di lain sisi, Dewi mengatakan, bahwa langkah monitoring atau pemantauan terhadap persediaan bapok di gudang-gudang Surabaya juga dinilainya penting. Termasuk di dalamnya monitoring terkait distribusi komoditas pangan.

"Saya kira itu penting supaya kita bisa tahu. Jadi barang itu persediaannya berapa, terus distribusinya kemana saja. Sehingga misalnya kita butuh jadi tahu jumlah stoknya," terangnya.

Baca Juga: Menkeu: Inflasi 2 hingga 4 Persen Masih Realistis

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya