Surabaya, IDN Times - Andik Vermansyah dan Evan Dimas merupakan dua pemain kebanggan asal kota pahlawan, Surabaya. Namun pada musim ini, kedua pemain yang sama-sama baru kembali dari negeri jiran tersebut gagal kembali merumput di klub kebanggannya, Persebaya.
Andik dan Evan sama-sama mengaku mendapatkan komentar pedas dari warganet di media sosial mereka. Komentar-komentar tersebut terutama berasal dari pendukung klub Persebaya, Bonek.
"Saya sedikit risih dengan tudingan di sosial media. Karena saya memilih klub lain juga gara-gara kami terkesan dibiarkan," ujar Andik saat menggelar konferensi pers bersama Bonek, Kamis (10/1) malam.
Andik, Evan, beserta agennya pun menggelar konferensi pers tersebut lantaran merasa selalu disudutkan. Padahal menurut mereka, gagalnya masuk Persebaya bukan atas kehendak mereka.
"Banyak tim yang menawari Andik dan Evan dengan harga fantastis. Tapi mereka ini lebih memilih ke Persebaya, ya sudah saya sebagai agen tidak bisa apa-apa," terang Mully Munial, sang agen.
Mereka pun menjelaskan bahwa telah ada upaya penawaran yang dilakukan oleh agensi untuk manajemen Persebaya. Namun setelah pertemuan dilakukan, pihak Persebaya tak lagi menghubungi kedua pemain tersebut selama 3 minggu.
"Saya lakukan pertemuan empat sampai lima kali, tapi dari kesemunya tidak ada kesepakatan. Akhirnya saya bilang ke pak Mully, dan dia bilang sudah ini ada tawaran, akhirnya saya ke Barito," jelas Evan yang kini resmi menjadi pemain Barito FC.
Evan masih lebih beruntung dari Andik. Pasalnya, Andik hanya sempat melakukan sekali pertemuan dan manajemen Persebaya tak lagi menghubunginya seakan tidak mengingingkan Andik dalam klub tersebut.
"Cuma sekali ketemu, setelah itu saya komunikasi dengan Hansamu dan Evan. Yasudah saya merasa tidak masuk skema. Akhirnya saya putuskan ke Madura," tutur Andik yang kini menjadi pemain Madura United.
Mereka pun mengaku hingga kini masih sedih. Oleh karena itu mereka berpesan agar para pendukung tidak memojokkan posisi mereka seakan-akan tidak setia pada klub Bajul Ijo.
"Yowes sedihlah intine (Ya sudah sedihlah intinya), saya sudah membukanan jalan tapi memang manajemen seperti ini," ucap Evan lirih.