Sex Education Game Karya ITS Berkarakter Kartini-Kartono
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Kasus pelecehan seksual yang terus terjadi membuat lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat sebuah permainan edukatif. Para mahasiswa yang tergabung dalam Tim Bramanusatya ini mengembangkan inovasi berupa 3D modeled game untuk meningkatkan kesadaran anak SD tentang pentingnya edukasi seksual. Game itu bernama Sex Education Game (XEGA).
Menariknya, Aqilla Suci Fattimatuz Haya, Muhammad Adrian Fadhilah, Rendy Ichsan Hanif, Rizki Amrizal, dan Hammam Dyahurrahman Yusdin menyertakan nama-nama karakter khas Indonesia. Seperti Kartono, Kartini hingga Majapahit.
1. Kembangkan dengan Microsoft Kodu Game Lab
Lima mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS ini mengembangkan permainan mereka dengan memanfaatkan Microsoft Kodu Game Lab. Alasan memilih game model 3D karena belum banyak digunakan. Umumnya, layanan serupa masih menggunakan model dua dimensi untuk grafis serta beroritentasi pada teks.
“Dari survei yang kita lakukan, 68 persen dari seluruh responden percaya bahwa game lebih dipilih oleh anak-anak daripada video atau teks,” ujar Aqilla.
Baca Juga: E-Keramba, Teknologi Terbaru Karya Mahasiswa ITS
2. Permainan gratis hanya butuh laptop atau komputer
Nantinya, lanjut Aqilla, permainan ini gratis dan bisa diakses oleh siapa saja. Untuk memainkannya, hanya diperlukan laptop atau komputer serta Microsoft Kodu Game Lab yang ter-install di dalamnya.
“Di XEGA nanti, cerita dimulai di sebuah kota bernama Majapahit,” tambahnya. Di awal permainan, pemain akan mendapatkan nama karakter mereka, Kartono atau Kartini, sesuai dengan jenis kelamin mereka.
3. Begini tata cara permainannya
Dalam game ini,kata Aqilla, pemain harus menyelesaikan tiga misi utama yang tesedia. Setiap misi disesuaikan dengan jenjang kesulitan mulai dari yang termudah. Misi pertama, pemain akan diminta untuk mengenali diri mereka dan diuji apakah mereka bisa membedakan antara laki-laki dan perempuan.
Kemudian, pemain harus berpindah ke salah satu lokasi ramai di Kota Majapahit. Pemain dipertemukan beberapa orang tak dikenal yang berusaha untuk memegang daerah privasi karakter pemain. Nah, karakter pemain harus berteriak meminta tolong ke keramaian agar dapat lolos ke misi berikutnya.
“Di misi terakhir, pemain diminta untuk menyelesaikan sebuah maze dengan tujuan melarikan diri dari orang jahat,” pungkasnya.
Aqilla dan tim berharap XEGA dapat dimainkan khalayak luas khususnya anak-anak bersama orang tua mereka agar lebih sadar akan pentingnya edukasi seksual.
Baca Juga: Mahasiswa ITS Temukan Solusi Kurangi Limbah Baterai