Wajah Baru Wisata Kuliner Ampel Surabaya yang Masih Sepi Pembeli

Surabaya, IDN Times - Setiap bulan Ramadan, kawasan Wisata Religi Ampel Surabaya menawarkan berbagai kuliner. Berbagai macam kuliner yang biasanya berjajar jalanan di kawasan tersebut, sekarang telah dipindahkan ke Sentra Wisata Kuliner (SWK) Serambi Ampel. Namun demikian, Serambi Ampel saat ini masih sepi dari pembeli.
Serambi Ampel baru diresmikan pada Selasa (5/3/2024) lalu oleh Pemerintah Kota Surabaya. pembangunan Serambi Ampel merupakan bagaian dari penataan kawasan wisata Ampel.
1. Berbagai macam kuliner tersedia

SWK Serambi Ampel terletak di bekas Rumah Pemotongan Hewan (RPH) babi Surabaya. RPH babi disulap sedemikian rupa hingga menjadi tempat yang nyaman, berbagai kuliner pun tersedia di tempat tersebut.
IDN Times pun mengunjungi tempat tersebut pada Rabu (20/3/2024), terlihat di dalamnya stan-stan kuliner berjajar di dalam SWK tersebut. Stand tersebut berjajar dan memiliki bentuk yang seragam. Ada pula, gerobak-gerobak dan tenda-tenda makanan kaki lima berjajar di sepanjang jalanan SWK Serambi Ampel.
Berbagai macam kuliner tersedia berat dan ringan tersedia di tempat tersebut, mulai dari kebab, bakso, martabak, es campur, hingga penyetan.
2. Tempat yang nyaman dan kekinian

SWK baru ini memiliki tempat yang nyaman dan kekinian. Ada kursi-kursi ayunan, hingga lampu-lampu gantung yang menggantungkan di langit-langit bangunan.
Bangunan Serambi Amlel juga terlihat sangat klasik. Hal ini karena bangunan tersebut merupakan cagar budaya bekas peninggalan kolonial.
Pemerintah Kota Surabaya memolesnya agar tempat tersebut menjadi asik dan nyaman bagi para pengunjung.
3. Penjual mengeluh sepi pembeli

Sayangnya, meski tempat tersebut cukup nyaman dan kekinian, penjual mengeluh sepi pembeli. Hal itu dialami Ahmad Fauzi warga Boto Putih Surabaya yang berjualan martabak mie. Sebelumnya, Fauzi berjualan di pinggir jalan sekitar Botoh Putih. Dalam sehari, dagangnya selalu ludes.
"Sepi di sini, kadang jualan di sini laku cuma lima (lima biji martabak), kalau di Botoh Putih selalu habis," ujarnya.
Fauzi pun tak kehabisan akal, agar usahanya tetap jalan ia pun juga jualan di dalam gang dekat rumahnya. Ia juga menerima pesanan lewat telpon.
"Saya sih berharap di tempat ini (Serambi Ampel) ramai ya," ungkapnya.
Sama dengan Fauzi, Ulfa pedagang bakso juga mengungkapkan hal yang sama. Ulfa biasanya berjulan bakso di pinggir jalan. Dalam sehari biasanya ia mendapat omset Rp1 juta perhari, kini semenjak berjualan di Serambi Ampel turun drastis hanya Rp100 ribu per hari.
"Jualan di sini baru seminggu, masih sepi, jauh pengahsilannya dari kalau tempat biasanya. Langganan Ada yang tahu kalau pindah sini ada yang gak, Kadang yang beli orang sini," ungkap dia.
Ulfa merasa bingung, biasnaya Ramadan adalah waktu yang ia tunggu. Hal ini karena, jumlah pembelinya meningkat saat ramadan.
"Biasanya kalau lebaran panen, rame ini malah wes gak ada (pembeli), kalau bulan puasa itu biasanya buat lebaran, beli baju, pulang kampung," tutur dia.
Dia berharap, agar pemerintah melakukan sesuatu agar tempat tersebut dapat menarik pengunjung. Sehingga dagangannya kembali ramai seperti dulu.
"Harapannya pemerintah gimana caranya biar orang datang ke sini," pungkas Ulfa.