Viral! Kritik Mahasiswa 100 Hari Kerja Pemkab Ponorogo Berujung Ricuh

Ponorogo, IDN Times – Sebuah aksi kritik kreatif mahasiswa di Ponorogo mendadak viral di media sosial usai berujung ricuh. Aksi yang awalnya penuh gelak tawa itu berubah menjadi drama panas setelah lelucon soal Monumen Reog disebut mirip "patung kucing".
Insiden ini terjadi saat para mahasiswa menggelar aksi stand up comedy di depan Gedung DPRD Ponorogo pada Jumat sore (31/5/2025), sebagai bentuk sindiran terhadap 100 hari kerja pemerintahan pasangan bupati dan wakil bupati, Sugiri Sancoko-Lisdiyarita. Namun, suasana santai itu tak bertahan lama.
1. Stand Up yang memantik emosi

Dalam video yang beredar di media sosial, awalnya para komedian tampil santai, melempar punchline yang bikin penonton ketawa-tawa. Namun, suasana berubah ketika salah satu komedian melontarkan sindiran tajam tentang proyek Monumen Reog di Sampung.
"Di dunia ini ada hal-hal yang nggak bisa barengan. Jalan rusak dan proyek ambisius kayak patung kucing raksasa ini. Saya sebut kucing karena belum jadi. Nanti kalau sudah jadi, baru deh jadi Reog," ujar komedian tersebut.
Kalimat itu langsung menyulut amarah sebagian warga yang hadir. Mereka merasa lelucon tersebut menghina simbol kebanggaan Ponorogo. Beberapa orang bahkan naik ke panggung, memprotes keras, hingga acara bubar di tengah jalan.
2. Protes warga dan reaksi mahasiswa

Kericuhan ini membuat aparat kepolisian turun tangan cepat, mengamankan para komedian sebelum massa semakin beringas.
"Monumen Reog itu simbol kebanggaan masyarakat Ponorogo. Bukan bahan lelucon!" tegas Aang Parianto, salah satu warga yang hadir dengan wajah serius.
Ahmad Segut, koordinator aksi stand up, mengaku kecewa dengan reaksi keras warga. Menurutnya, kritik yang disampaikan hanyalah ekspresi seni, bukan penghinaan.
"Ya Allah, kami cuma nyindir dikit kok. Biar santai aja gitu. Nggak ada niat buat ngeledek, cuma ngingetin pemerintah aja. Kok malah dituding provokator," kata Ahmad dalam video yang kini juga viral.
3. Warganet terbelah

Insiden ini memicu perdebatan sengit di jagat maya. Ada warganet yang mendukung mahasiswa dengan alasan kritik melalui seni adalah hal yang wajar. Namun, tak sedikit juga yang menilai lawakan tersebut memang kelewatan.
"Kalau Monumen Reog itu beneran keren, kritik kayak apapun mestinya nggak bikin panas," tulis seorang warganet.
Di sisi lain, polisi menyatakan masih mendalami insiden ini dan akan memeriksa semua pihak terkait agar aksi kritik tak lagi berujung emosi warga.
Semoga ke depan, ruang kritik dan kebanggaan daerah bisa berjalan berdampingan tanpa saling baper. Kritik boleh, tapi jangan lupa jaga hati!