Surat Ahmad Dhani: Aparat Kepolisian Sengaja Gagalkan saya Jadi Caleg

Dhani menuding kasus pencemaran nama baik yang dialamatkan kepadanya merupakan salah satu cara untuk menjatuhkan namanya.

“Polisi bekerja sama dengan persekutor berhasil mengusir saya dari Surabaya sore itu (berdasarkan fakta persidangan) Pengadilan Negeri Surabaya,” demikian tulisnya.

Karena disibukkan oleh perkara hukum, musikus Dewa 19 itu mengaku tidak lagi memiliki waktu untuk berkampanye serta menyapa konstituennya. “Semenjak itu, saya tidak pernah bisa mendapatkan izin dari polisi untuk acara apapun di Surabaya, bahkan hanya sebagai narasumber untuk sebuah diskusi kecil,” tambah dia.

Serangkaian kesaksian dan penyelidikan terus bergulir. Akhirnya, polisi memutuskan untuk menjebloskan Dhani ke penjara. “Hingga  saya dipenjara tanpa sebab, hingga akhirnya saya tidak punya kesempatan untuk kampanye bahkan sekalipun.”

Dia menyambung, “sampai pada akhirnya saya pun tidak bisa mengawal suara saya di Dapil Surabaya-Sidoarjo,” ujarnya.

Belum cukup sampai di situ. Dhani merasa pemerintah telah menyalahgunakan pengaruhnya untuk menghentikan manuver politiknya, bahkan melalui jagat maya.

“Kelicikan mereka belum tuntas. Nomor HP saya  yang dipegang admin, saya sdr Rafika relawan, yang berisi 500 WA grup politik pun diam-diam diblokir, WhatsApp penakut sekali orang orang licik ini,” tuduhnya.

Terakhir, dia juga menyebut kasus obrolan berbau pornografi yang menjerat Imam Besar FPI Rizieq Shihab sebagai tindakan kriminalisasi yang didalangi oleh polisi berbintang.

“Menurut sumber terpercaya, Habib Rizieq pun dijebak untuk lari ke Arab Saudi, bukan melarikan diri. Suatu saat akan terungkap Jenderal siapa yang menjebak, jadi wajar jika kita patut ragu dengan rezim yang menyelenggarakan pemilu rezim ini rezim licik.”