Hendy menyebut, kawasan pemukimannya memang sudah menjadi langganan banjir setiap tahun.
"Warga yang tinggal di Kampung Ledok terendam banjir. Sejak dulu banjir tahunan ini terjadi dan belum pernah bisa diatasi," kata Hendy saat ke lokasi banjir.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Hendy bakal memetakan kembali aliran air dari hulu Gunung Argopuro.
"Karena itu saya akan memetakan kembali penanganan pengalihan air dari Gunung Argopuro. Penanganannya memang harus dari hulu, tidak bisa sepetak-sepetak saja," katanya.
Sementara itu, belum ada update informasi terkait dampak banjir di Jember dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember. Saat Hendy ke lokasi bencana, banjir sudah berangsur surut.
Sejumlah relawan dan petugas Damkar membantu membersihkan material endapan lumpur.
Dalam sepekan terakhir, Kabupaten Jember memang terus dilanda bencana, terutama banjir dan angin kencang.
Sebelumnya, pada Minggu 16 Januari , pukul 15.15 WIB, BPBD Jember mencatat, angin kencang terjadi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa dan Kelurahan Baratan, Patrang.
Akibatnya, 31 bangunan rumah rusak ringan hingga berat. Kerusakan mayoritas terjadi pada bagian atap rumah.
Tidak hanya rumah, sejumlah pohon juga dilaporkan tumbang akibat hujan disertai angin tersebut.
"Pkl 15.15 WIB terjadi Hujan intensitas lebat disertai angin kencang terjadi di beberapa wilayah di Jember yang mengakibatkan beberapa pohon tumbang," ujar Sekretaris BPBD Jember, Heru Widagdo.