Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Serunya Ikut Pesantren Kilat Ramadan di Sewulan, Madiun

Suasana pesantren Darul Ma’ruf, Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. IDN Times/ Riyanto.

Madiun, IDN Times – Pesantren Kilat istilah bermukim di pondok pesantren dalam waktu singkat, menjadi tradisi Pondok Pesantren di Jawa Timur selama bulan Ramadan. Salah satunya digelar di Pesantren Darul Ma’ruf, Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.

Di pondok pesantren sederhana yang berada di lingkungan kediaman KH Ma’ruf Nawawi ini, digelar pesantren kilatan selama tiga hari 2-4 Maret 2025. Pesertanya para pelajar mulai dari tingkatan SD sampai SMA. Dalam tiga hari dua malam, selain belajar agama, mereka diajak belajar tentang kemandirian.

1. Pesantren kilatan menekankan pendidikan karakter

Gus Afif Nizam (kanan) didampingi Ibu Nyai Siti Choiriyah Ma'ruf saat pembukaan pesantren kilatan ramadan di Ponpes Darul Ma’ruf, Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. (IDN Times/ Riyanto).

Pengasuh ponpes Darul Ma’ruf Sewulan, Gus Afif Nizam Ma'ruf mengatakan, kegiatan ini untuk mengisi hari libur sekolah para siswa di awal ramadan. Selain belajar agama, mereka ditempa kareakternya untuk menjalani kehidupan sehari-hari secara mandiri.

"Mulai dari mencuci piring sendiri, mencuci baju, merapikan tempat tidur, hingga bangun sendiri saat sahur. Ini lebih pada pelatihan pembiasaan karakter anak-anak,” ujar Gus Afif, Selasa (4/3/2025).

Gus Afif mengatakan, pesantren kilatan ini sekaligus memberikan pengalaman kepada anak-anak tentang dunia pendidikan pesantren yang sangat kental di Jawa Timur. “Paling tidak, mereka kalau pengin lanjut mondok, nanti sudah tahu bagaimana rasanya mondok itu seperti ini,” katanya.

2. Ada yang malam-malam menangis ingat orang tua

Suasana pesantren Darul Ma’ruf, Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. IDN Times/ Riyanto.

Sementara itu, Pembimbing Pesantren Kilatan, Ridhatus Sholihah mengatakan, para peserta berjumlah 35 anak terdiri dari berbagai usia pelajar. Mulai tingkat SD sampai SMA. Mereka datang dari beberapa daerah Kabupaten Madiun. “Jumlah pesertanya memang kami batasi, mengingat tempatnya dan tenaga pengajarnya masih terbatas,” katanya.

Dalam tiga hari dua malam, kata Rida, para santri mengikuti kegiatan sesuai rundown setiap harinya. Mulai dari sahur bersama, murojaah bersama, olahraga bersama, mengaji kitab kuning, kultum, buka bersama, salat tarawih, jamaah salat lima waktu, tadarus, dan membersihkan diri dan lingkungan. 

"Di hari pertama sepertinya mereka agak berat, ada yang susah tidur sampai menangis karena baru pertama pisah dengan orang tua. Tapi, hari berikutnya mereka bisa beradaptasi," kata Rida.

3. Pembelajaran menyenangkan

Suasana pesantren Darul Ma’ruf, Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. IDN Times/ Riyanto.

Masih menurut Rida, penerapan pembalajaran di pesantren kilatan ini menggunakan pendekatan menyenangkan. Selain belajar menghafal surat-surat pendek besama, belajar kitab kuning atau kitab gundul, anak-anak juga diajak menonton film edukatif. 

"Kami juga membuatkan fun games dan fun sains untuk mencairkan suasana. Senam pagi juga bikin mereka bergembira karena dilakukan bersama-sama," kata Afif.

Lalu, kata Rida, di hari terakhir setiap kelompok yang sebelumnya telah dibentuk, diminta untuk menampilkan karya mereka dalam pentas seni. Ada yang menampilkan pembacaan puisi, rebana, dan lainnya. 

"Alhamdulillah semua berjalan lancar. Kami melihat dalam tiga hari ini mereka telah terbiasa mandiri. Mereka juga mendapat teman baru, pengalaman baru. Semoga bermanfaat," tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us