PSK di Bawah Umur di Dolly Dibawa ke Shelter Pemkot Surabaya

- PSK di bawah umur di Dolly diamankan ke shelter pemerintah Surabaya.
- Anak berinsial DV (16) mendapat pendampingan psikologis dan edukasi bahaya menjadi PSK.
- DV memutuskan menjadi PSK karena tidak diasuh oleh orangtua, hanya mendapat Rp100 ribu perbulan, dan sudah menjadi PSK selama 3 bulan.
Surabaya, IDN Times - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana DP3APPKB Surabaya memastikan saat ini pekerja seks komersil (PSK) di bawah umur yang diamankan di kawasan Dolly pada Sabtu (14/11/2025) lalu telah aman di shelter milik pemerintah. Anak berinsial DV (16) itu tengah mendapat pendampingan psikologis.
Kepala DP3APPKB Surabaya, Ida Widayati mengatakan, DV sebelumnya berada di Mapolrestabes Surabaya. Pihaknya kemudian meminta agar DV dipindahkan ke shelter. Selain penampingan psikologis di shelter DV juga mendapat edukasi bahaya menjadi PSK.
“Anaknya masih di shelter kami. Ya kita melakukan pendampingan psikologis dan mengedukasi bahwa yang dilakukan itu efeknya sangat berbahaya,” ujar Ida, Jumat (21/11/2025).
Ida menjelaskan, selama ini DV tidak diasuh oleh kedua orangtuanya. Bapaknya berada di luar kota. Sementara ibunya di luar negeri, bekerja sebagai TKW.
“Anak ini tinggal untuk menghidupi dirinya sendiri itu harus cari uang sendiri begitu loh. Lah mungkin jalan pintasnya begitu (menjadi PSK),” kata Ida.
Setiap bulan DV memang mendapatkan uang dari orangtuanya. Tapi uang yang diterima DV hanya Rp100 ribu perbulan.
"Enggak ngirimi anaknya sesuai kebutuhannya begitu. Kalau saya enggak salah ingat setiap bulan itu hanya dikasih Rp100 ribu atau berapa, kan ya enggak mungkin bisa mencukupi," jelasnya.
Kemudian, bocah tersebut memutuskan untuk menjadi PSK di sekitar tempat kosnya. Sedangkan, uang hasil PSK digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
"Jalan pintas yang ditempuh itu yang keliru, mungkin dalam kegalauannya itu ditangkap sama mucikari ini, jadi dipekerjakan. Malah hasilnya itu lebih banyak mucikari yang ambil," ucapnya.
Ida menyebut, DV sudah menjadi PSK selama 3 bulan. Setiap harinya, bocah itu mendapat uang Rp150 ribu. “Dapat Rp 350 ribu, tapi si anak ini hanya dikasih Rp150 ribu,” ungkap Ida.
Kini, DP3APPKB Surabaya juga tengah berupaya agar DV bisa kembali mengenyam pendidikan. Rencananya, DV akan ikut kejar paket.
“Kejar paket kan karena usianya sudah lewat banget, terus SD juga gak lulus,” pungkas Ida.



















