Polres Malang Mulai Dibanjiri Aduan Sound Horeg

- Polres Malang menerima banyak aduan terkait sound horeg, yang dianggap mengganggu ketertiban dan kenyamanan lingkungan.
- Masyarakat mulai sadar dan beralih ke penggunaan speaker kecil dan toa selama kirab berlangsung untuk menghindari keluhan kebisingan.
- Polisi akan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan penyelenggara acara untuk menekan penggunaan sound horeg demi menjaga ketertiban umum.
Malang, IDN Times - Jelang memasuki bulan Agustus 2025, kian marak karnaval sound horeg di wilayah Kabupaten Malang. Sehingga Polres Malang mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga situasi yang aman, nyaman dan kondusif dalam setiap kegiatan masyarakat, termasuk kirab budaya, karnaval, maupun hajatan lainnya.
1. Polres Malang mulai mendapat banyak aduan terkait sound horeg

Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo mengungkapkan kalau banyak aduan masyarakat terkait suara yang bising hingga larut malam sampai menjelang pagi, yang dinilai sangat mengganggu ketertiban dan kenyamanan lingkungan. Aduan ini kebanyakan berada di wilayah padat penduduk, terkait penggunaan sound system berdaya besar. Penggunaan sound tersebut kerap menjadi bagian dalam berbagai kegiatan hiburan yang dilakukan di jalan umum maupun lingkungan perumahan.
"Kami mengimbau agar seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan Kabupaten Malang yang aman, nyaman dan kondusif. Pengaturan dan pembatasan kegiatan masyarakat terutama yang menggunakan sound system sedan dibuat formulasinya, sehingga kegiatan bisa berjalan baik sebagai sarana komunikasi dan berekspresi, serta bisa mendorong ekonomi kerakyatan," terangnya pada Jumat (25/7/2025).
2. Polisi ungkap kalau masyarakat mulai sadar tidak menggunakan sound horeg

Meskipun demikian, Danang mengungkapkan kalau dalam. Pawai Budaya dan Grebeg Suro Dusun Karangjuwet pada Rabu (23/7/2025), warga mulai menunjukkan kesadaran dengan menggunakan speaker kecil dan toa sebagai media suara selama kirab berlangsung. Acara berjalan aman dan tertib, tanpa adanya keluhan kebisingan seperti penggunaan sound system berdaya tinggi.
"Kami apresiasi warga yang sudah mulai beralih ke penggunaan speaker kecil dan toa. Ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap dampak kebisingan semakin tumbuh, dan ini penting untuk menjaga ketertiban umum," jelasnya.
3. Polisi akan melakukan pendekatan pada masyarakat untuk menekan sound horeg

Lebih lanjut, Danang mengatakan kalau Polres Malang akan terus melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, perangkat desa, dan penyelenggara acara di seluruh wilayah hukum Polres Malang agar turut mendukung kebijakan ini. Masyarakat juga diminta untuk tidak segan melapor bila mendapati pelanggaran terkait kebisingan lingkungan.
"Ini bukan soal membatasi kreativitas atau budaya lokal, tapi menjaga agar kegiatan tetap berjalan kondusif, ramah lingkungan, dan tidak mengganggu masyarakat lainnya," pungkasnya.