Jalur Gumitir Ditutup Kamis Besok untuk Diperbaiki

- Jalur Gumitir ditutup total selama dua bulan mulai Kamis besok.
- Penutupan dilakukan untuk perbaikan proyek preservasi jalan dan jembatan tahun 2025.
- Penutupan jalur Gumitir dikhawatirkan memicu peningkatan biaya operasional bagi pengusaha angkutan.
Surabaya, IDN Times - Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali memastikan bahwa Jember-Banyuwangi via jalur Gunung Gumitir bakal ditutup total mulai, Kamis (24/7/2025). Penutupan ini akan berlangsung selama dua bulan, 24 September 2025.
Kepala BBPJN Jatim Bali Gunadi Antariksa mengatakan, penutupan jalur Gumitir dilandasi berbagai pertimbangan. Termasuk risiko proyek dengan pengoperasian alat berat.
“Kami sudah rapat beberapa kali. Ini opsi terbaik,” ujarnya.
Gunadi menyebut jika proyek Jalur Gumitir merupakan program preservasi jalan dan jembatan tahun 2025. Itu merupakan upaya pemerintah menangkal longsor.
Penutupan total akan berlangsung selama dua bulan. Namun, masih ada pengerjaan lanjutan setelah perbaikan tahap pertama.
"Sehingga jalur terpaksa akan dibuka-tutup sampai akhir tahun," katanya.
Selama ini, lintas Gumitir juga menjadi perhatian Pemprov Jatim. BPBD Jatim telah memasukkan kawasan itu sebagai daerah rawan longsor. Adanya tikungan dan turunan tajam juga mendorong banyaknya kecelakaan.
Di sisi lain, akses Jember-Banyuwangi itu merupakan jalur vital. Banyak angkutan logistik yang melewati kawasan tersebut. Penutupan dikhawatirkan membuat macet jalur pantura via Taman Nasional Baluran.
Sementara itu, Ketua DPD Organda Jatim Firmansyah Mustafa mengatakan jika penutupan total jalur Gumitir memang memberatkan pengusaha angkutan penumpang. Kendaraan memutar jauh. Sehingga beban operasional pun bertambah.
“Kami mengirim surat soal revisi tarif ke Dishub Jatim. Tapi, hal ini masih akan didiskusikan lagi,” katanya.
Firman menambahkan, memang ada usulan dari kalangan pengusaha untuk menaikkan biaya tarif perjalanan. Namun hal itu tak bisa langsung dilakukan. “Wajar jika minta naik. Namun kami selalu patuh pada regulasi dan tidak bisa langsung mengambil keputusan,” katanya.
Terpisah, Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jatim Sundoro mengatakan, penutupan akses ini akan menambah jarak tempuh. Bahkan taksirannya bisa selisih 60 kilometer. Adanya jarak yang semakin jauh berpotensi menambah beban operasional.
“Ongkos akan jauh bertambah. Biaya transportasi tentu naik,” tegasnya.