Kepala Bapanas Sedih Produksi Gula Belum Sentuh 200 Ton Per Hektare

Malang, IDN Times - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menghadiri kegiatan buka giling tebu di Pabrik Gula (PG) Krebet Baru II, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada Kamis (24/4/2025). Dalam kegiatan tersebut, dihadiri juga oleh Bupati Malang Muhammad Sanusi, Direktur Utama PT RNI Persero atau ID Food Ghimoyo, dan para petani di Kabupaten Malang.
1. Kepala Bapanas sedih pabrik-pabrik gula di Indonesia belum bisa tembus produksi 200 ton gula per hektare

Dalam kesempatan tersebut, Arief mengingat jika pemerintah saat ini tengah mengusahakan swasembada gula. Oleh karena itu, mereka perlu mensejahterakan para petani dimulai dengan menyuburkan tanah, menyediakan bibit unggul, pupuk dan air.
"Kita butuh bibit yang bagus agar bisa tahan sama kondisi alam hari ini, supaya bisa produktifitasnya tinggi. Tadi Pak Dirut sampaikan di luar negeri itu bisa (produksi gula) sampai 200 ton (per hektare), di sini itu 120-150 ton (per hektare) itu sudah hebat sekali. Kemudian Pak Bupati bilang (jaman) orang tua beliau dulu bisa sampai 220-250 ton (per hektare), kita bicara produktivitas, Nah itu mau kita kembalikan," terangnya.
2. Pemkab Malang akan sisihkan Rp10 miliar untuk petani

Untuk mencapai kesejahteraan petani ini, Arief mengungkapkan kalau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang akan menyisihkan Rp10 miliar dari APBD Kabupaten Malang. Dana ini untuk penelitian bibit tebu baru yang bisa menghasilkan lebih banyak gula. Dana ini rencananya akan dialokasikan pada 2026.
"Jadi kesejahteraan petani itu ya urutannya dari situ untuk bisa swasembada pangamln. Swasembada gula itu bisa terjadi kalau kita mensejahterakan petani, tolong di buat quote besar bahwa 'swasembada itu bisa terjadi kalau kita mensejahterakan petani,'" tegasnya.
Kemudian harga jual gula dari petani juga harus disamakan dengan harga di pasaran, tidak boleh lagi di bawahnya. Pasalnya hanya dengan cara ini maka kesejahteraan petani akan terjamin.
3. Kepala Bapanas janji akan kurangi impor gula

Lebih lanjut, Arief menyampaikan jika produksi gula di Indonesia sekarang mulai meningkat, oleh karena itu maka impor gula akan mulai dikurangi. Namun menurutnya tidak harus sampai melakukan stop impor sama sekali, ia mencontohkan impor beras saat ini yang hanya dijadikan stok cadangan saja, karena produksi beras Indonesia saat ini sudah mencukupi kebutuhan pangan nasional.
"Ya sudah dong (pengurangan impor gula), kita lihat kalau disini (produksi gula di PG Krebet Baru) naiknya sudah 10 persen, produksi di sini sudah naik. Dulu kalau kita bicara (produksi gula) Krebet, di bawah 100 ribu ton, sekarang sudah 130 ribu ton," pungkasnya.