Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ortu Ngaku Tak Tahu Aturan Baru, Siswa di Madiun Tak Bisa Masuk di SMA Negeri

Puluhan orang tua geruduk Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur Wilayah Madiun, protes anaknya tak diterima di SMA Negeri. IDN Times/Riyanto.
Intinya sih...
  • Orang tua di Kota Madiun kecewa karena anak-anak mereka tidak diterima di SMA Negeri setelah mengikuti SPMB.
  • Kuota terbatas membuat banyak siswa asli Kota Madiun terlempar dari sistem pendidikan negeri.
  • Tingginya minat siswa melanjutkan ke SMA daripada SMK menjadi perhatian, sementara solusi diarahkan ke SMK Negeri.

Kota Madiun, IDN Times – Harapan orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya di SMA negeri pupus sudah. Senin (30/6/2025), puluhan wali murid dari Kota Madiun mendatangi Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur Wilayah Madiun. Mereka kecewa lantaran putra-putrinya gagal masuk SMA Negeri, meski telah mengikuti seluruh tahapan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB).

Ekspresi kecewa tak bisa disembunyikan usai pertemuan tertutup dengan pihak Cabdindik. “Pada tahap ketiga sama sekali tidak tahu bahwa ternyata berdasarkan nilai. Padahal ini jalur zonasi, seharusnya jarak ke sekolah jadi prioritas utama,” ujar Neti Puspitorini, salah satu perwakilan orang tua dari Kelurahan Manisrejo.

Ia mengaku, sang anak telah mendaftar di SMA Negeri 4, 5, dan 6 Kota Madiun, namun semuanya tak lolos. “Nilai anak saya dipotong karena indeks sekolah, akhirnya kalah bersaing. Padahal rumah kami dekat sekolah,” lanjutnya lirih. “Kami ini penduduk asli. Tapi anak-anak kami tak mendapat tempat di sekolah negeri di kotanya sendiri,” kata Neti dengan nada getir.

Ketua Komisi I DPRD Kota Madiun, Didik Yulianto yang turut mendampingi para orang tua menyoroti tingginya minat siswa untuk melanjutkan pendidikan di SMA, bukan SMK. “Perbandingannya 70 persen ke SMA. Karena mayoritas ingin lanjut ke perguruan tinggi,” ucapnya. Ia menyebut, persoalan ini akan dikomunikasikan dengan jajaran pimpinan provinsi.

Sementara itu, Kasi SMA Cabdindik Jatim Wilayah Madiun, Devy Yuniar, menjelaskan bahwa kuota SMA Negeri memang sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah lulusan SMP dan MTs. “Maka solusinya adalah mengarahkan siswa ke SMK Negeri, yang masih memiliki kuota melalui jalur domisili pada 2–3 Juli,” jelasnya.

Devy juga menjelaskan bahwa nilai akademik yang digunakan dalam seleksi berasal dari nilai raport murni dan indeks kumulatif sekolah asal. “Kalau tidak masuk SMA Negeri, bisa ke SMA swasta. Banyak yang menyediakan beasiswa, bahkan full,” imbuhnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us