Malang, IDN Times - Kebakaran yang terjadi di kawasan lereng gunung Semeru membuat pendakian sementara ditutup. Penutupan tersebut sudah berlangsung sejak 22 September lalu. Hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa pendakian Semeru bakal kembali dibuka.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) saat ini sedang melakukan inspeksi jalur. Langkah itu bertujuan untuk melihat sejauh mana kerusakan yang terjadi.
Sejauh ini dari hasil survei yang berlangsung sejak 16 November lalu, TNBTS menemukan sejumlah kerusakan di sepanjang jalur. Tim survei menemukan sejumlah gangguan mulai dari pintu masuk pos Ong sampai dengan Kalimati. Gangguan tersebut berupa pohon tumbang, juga longsoran tanah dan batu.
"Pohon tumbang bekas kebakaran kemarin. Titik-titik gangguan yang ditemui tim survei seperti di Kemlandingan Dowo dan jalur pos tiga menuju arah Ranukumbolo," papar Kepala Balai Besar TNBTS John Kenedie, Rabu (20/11).
John melanjutkan, dari hasil survei di lapangan, beberapa titik juga masih rawan longsor. Apalagi titik-titik yang rawan longsor tersebut berada di area tebing. Sehingga, hal itu masih membahayakan bagi pendaki.
"Kondisi tanah di beberapa titik pendakian belum stabil. Sehingga dikhawatirkan terjadi longsor apabila hujan tiba-tiba turun," lanjutnya.
Sementara itu, Humas TNBTS Syarif Hidayat menyebut bahwa saat ini tim masih fokus untuk membersihkan alur pendakian. Sekaligus juga memetakan titik-titik rawan. Pasalnya, sisa dari kebakaran yang terjadi beberapa waktu lalu masih berdampak cukup signifikan.
"Untuk pembersihan jalur masih terus dilakukan. Termasuk juga memotong pohon yang roboh menggunakan chain shaw," sebutnya.
Terlepas dari itu, Syarif mengakui bahwa saat ini masih belum bisa memastikan kapan pendakian dibuka. Sebab, saat ini situasi dan kondisi di kawasan jalur pendakian masih belum memungkinkan.
"Nanti kalau sudah ada update akan kami informasikan," tandas Syarif.