Ini Penyebab SD Negeri di Trenggalek Hanya Dapat Siswa Baru Sedikit

- Jumlah lulusan TK di Trenggalek sangat minim, menyebabkan SD Negeri hanya mendapat sedikit siswa baru.
- Dinas Pendidikan memastikan proses pembelajaran tetap berjalan normal meskipun beberapa SD memiliki siswa baru kurang dari tiga.
- Minimnya murid di SD Negeri disebabkan oleh kesenjangan geografis ekonomi, kualitas guru dan fasilitas, serta sistem pendidikan yang harus dievaluasi.
Trenggalek, IDN Times - Puluhan SD Negeri di Trenggalek hanya mendapat sedikit siswa baru untuk tahun ajaran 2025/2026. Terdapat 23 SD Negeri yang minim mendapat siswa. Bahkan, terdapat SD Negeri yang sama sekali tidak mendapat siswa baru. Pemkab setempat pun akan mengevaluasi permasalahan ini dan memastikan proses pembelajaran tetap berjalan normal dengan jumlah siswa baru berapapun.
1. Jumlah lulusan TK di Trenggalek sangat minim

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Trenggalek, Agoes Setiyono mengatakan, minimnya siswa baru di beberapa SD Negeri telah menjadi atensi pemerintah. Hal ini disebabkan karena minimnya lulusan TK. Jumlah kelulusan siswa TK lebih sedikit dibanding ketersediaan kuota siswa baru SD. "Minimnya murid di sejumlah SD Negeri juga disebabkan karena turunnya angka kelulusan siswa TK," ujarnya, Selasa (15/05/2025)
2. Dinas pastikan proses pembelajaran tetap berlangsung

Meskipun beberapa SD hanya memiliki siswa baru kurang dari tiga, namun Agoes memastikan proses pembelajaran akan tetap berjalan normal. Hal ini dilakukan guna memastikan setiap murid mendapatkan pendidikan yang layak. Hingga saat ini, Disdikpora belum memiliki rencana untuk penggabungan sekolah minim murid. "Belum ada rencana regrouping. Karena di Trenggalek ini daerah pegunungan dan siswa harus menjangkau sekolah," tuturnya.
3. Ini penyebab SD Negeri di Trenggalek kalah bersaing

Sementara itu, Anggota Dewan Pendidikan Trenggalek, Haris Yudhianto menambahkan, minimnya murid disejumlah SD Negeri disebabkan oleh tiga faktor. Yakni, kesenjangan geografis ekonomi, kualitas guru dan fasilitas serta sistem pendidikan yang harus dievaluasi. Ketiga faktor ini harus segera diperbaiki oleh Pemkab Trenggalek. Mengingat pemerintah harus mampu merealisasikan kebijakan pemerataan pendidikan.
"Ada kesenjangan besar, pemerintah belum mampu memberikan kualitas pendidikan yang setara. Sehingga banyak orang tua yang memilih sekolah berkualitas dari pada sekolah yang dekat," pungkasnya.